BIN Pastikan Demo Cipta Kerja Didanai Oknum, Menteri Mahfud Bilang Begini

Demo-Cipta-Kerja7.jpg
(DEFRI CANDRA/Riau Online)

RIAU ONLINE, JAKARTA-Demi cipta kerja di beberapa daerah mengakibatkan pengerusakan.  Namun ternyata ada aktor intelektual di balik aksi tersebut.

Mahfud MD mengatakan kerusuhan aksi demonstrasi yang terjadi di sejumlah daerah pada 8 Oktober 2020 sudah terendus oleh Badan Intelijen Negara (BIN). Ia menduga adanya pihak yang mendanai oknum sehingga terjadi kerusuhan tersebut.

Mahfud menjelaskan dirinya memperoleh laporan dari intelijen adanya pertemuan-pertemuan untuk merencanakan kerusuhan tersebut. Namun ia tidak menyebut pihak mana yang menciptakan skenario kerusuhan saat demo menolak UU Ciptaker.


"Sebenarnya sebelum peristiwa itu terjadi, aksi-aksi itu terjadi, kita sudah dapat gambaran apa yang akan terjadi, intelijen itu. Kita dapat laporan akan terjadi ini, itu. Ada pertemuan si A, si B, ini bilang begini, ini saksinya, ini buktinya," kata Mahfud dalam diskusi Karni Ilyas Club melalui YouTube yang dikutip Suara.com, Senin 19 Oktober 2020.

Dengan begitu, pihaknya sudah mengetahui adanya kerusuhan. Mahfud mengklaim sudah mengantisipasi adanya kerusuhan, akan tetapi pada kenyataannya juga tidak bisa dicegah.


Meski demikian, pihaknya tetap berhati-hati untuk tidak sembarang menangkap orang.

Menurutnya oknum kerusuhan sudah dibedakan dengan massa yang murni melakukan aksi demonstrasi.

"Itu kemudin ditangkap, ada yang bawa golok, lempar mobil dinas, termasuk meski tidak tersiarkan, sesmenko Tri Suwandono itu mobilnya dilempar," ujarnya.


"Hancur kacanya supirnya kena. Memang ada perusuh itu, sudah ditangkap dan kita sudah tahu, sudah antisipasi, sebelah sana, sebelah sana dan seterusnya," ungkapnya.

Selain di Jakarta, penangkapan oknum kerusuhan juga dilakukan di sejumlah daerah lainnya. Melihat metodenya yang serupa, Mahfud meyakini adanya pihak yang mendanai oknum kerusuhan tersebut.

"Sesudah ditangkap, apa yang didemo, apa yang dilakukan tidak tahu. Itu kan pasti ada otaknya ada yang modali juga ada yang instruksikan juga."