Dwi Fitria Rahmadi Menikah di Depan Jenazah Ayah Korban Tewas Bus Sriwijaya

Angkat-Jenazah.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

RIAU ONLINE, PALEMBANG-Kecelakaan maut Bus Sriwijaya yang menewaskan 35 orang membuat duka yang mendalam bagi anggota keluar yang ditinggalkan. Satu di antara penumpang yang tewas yakni Warsono (62). Warsono tewas sebelum putrinya Dwi Fitria Rahmadi melangsungkan pernikahan.

Dwi dan keluarga memutuskan untuk menikah di depan jenazah ayahnya.

"Awalnya akad nikah direncanakan pada 29 Desember 2019, namun karena kondisinya berkabung jadi kedua keluarga sepakat memajukan waktu akad hari ini" kata besan alamarhum Warsono, Kasim, seusai prosesi akad nikah.

Dwi tampak tak bisa menyembunyikan air matanya saat prosesi akad karena jenazah Warsono berada di hadapannya saat prosesi akad. Begitu pula anggota keluarga lainnya yang tak bisa membendung kesedihan.

Meski demikian, Dwi mencoba tabah dan ikhlas melepas kepergian ayahnya. Proses akad sendiri berjalan lancar dan warga langsung memakamkan jenazah Warsono di TPU Desa Perajen seusai akad nikah.

Selain Warsono, diketahui ada empat warga Desa Perajen lainnya yang menjadi korban kecelakaan maut Bus Sriwijaya pada Senin malam, yakni Ulul Azmi, 15; Selvi, 16; M. Ikbal, 13; dan Amelia Sapira, 13.


Kepala Desa Perajen, Anhar, mengatakan keempat korban lainnya tersebut merupakan warganya yang bersekolah di salah satu pesantren di Bengkulu. Warsono dan keempatnya juga masih memiliki hubungan kekerabatan.

"Dia [Warsono) itu ke Bengkulu ingin jemput cucunya [Akbar] dan yang lain karena tantenya [Dwi] akan menikah, tapi apa daya takdir berkata lain," kata Anhar.

Kelima jenazah dikebumikan secara kolektif di lokasi yang sama atas kesepakatan keluarga.

Anhar tidak menyangka Warsono dan kelima warganya menjadi korban kecelakaan Bus Sriwijaya. Warsono sendiri dikenal ramah, murah senyum dan baik selama hidupnya.

Sebagai ungkapan duka cita, Wakil Bupati Banyuasin, Slamet, datang langsung menjadi saksi pernikahan Dwi dan Rahmad.

Dia juga menyampaikan duka cita dari Bupati Banyuasin, Askolani, kepada keluarga korban.

Sebelumnya, Bus Sriwijaya jenis Mitsubishi Fuso berpelat nomor BD 7031 AU rute Bengkulu-Palembang terjun ke jurang di Liku Lematang Jalan Lintas Pagaralam - Lahat KM 9, Desa Plang Kenidai, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagaralam, pada Senin 23 Desember 2019.malam pukul 23.15 WIB.

Bus tak mampu menanjak sehingga mundur dengan kecepatan tinggi lalu menabrak beton pembantas kemudian terjun dari ketinggian 80 meter. Liku Lematang memang dikenal cukup rawan karena kerap terjadi kecelakaan terutama saat jalur licin.

Data tim SAR terbaru hingga Rabu pukul 16.00 WIB, korban meninggal dunia tercatat 34 orang, terdiri dari 16 laki-laki dan 12 perempuan, serta korban selamat sebanyak 13 orang, sehingga total yang telah dievakuasi sebanyak 47 korban.

Artikel ini sudah terbit di Suara.com