Karhutla Tahun Ini Terparah Dalam Sejarah Indonesia

Luhut-Binsar-Panjaitan.jpg
(STRAIT TIMES)

RIAU ONLINE, JAKARTA - Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia kali ini merupakan yang terparah dalam sejarah Indonesia. Demikian dikatakan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan di Jakarta, Rabu (21/10/2015).

 

“Dampak EL Nino adalah yang terparah dalam sejarah Indonesia. Sekarang kami diuji bagaimana mengaturnya," kata Luhut. (BACA JUGA: Lagi Korban Asap. Lutfi Hembuskan Nafas Jelang Azan Subuh)

 

Kebakaran di lahan gambut, menurut Luhut, merupakan kesalahan kebijakan yang dibuat pemerintah selama sepuluh tahun terakhir. Namun dia tak ingin menyalahkan pemerintahan sebelumnya.

 

"Inilah kesalahan kebijakan yang kita buat, membagikan tanah gambut menjadi perkebunan. Saya tidak ingin mencari kesalahan lalu, tapi jangan terulang lagi di masa yang akan datang," ujar Luhut.

 

Menurut Luhut, sekitar 4,8 juta hektare lahan gambut yang dijadikan perkebunan selama sepuluh tahun belakangan ini menjadi masalah utama, sebab kebakaran di lahan gambut sulit dipadamkan.


 

"Saya melihat pemadaman ini tidak akan selesai tanpa turun hujan," kata Luhut. 

(Lihat Juga: Kembali, Jokowi Berjanji 2 Pekan Api Padam

 

Selain menunggu datangnya hujan, pemerintah juga menanti 15 pesawat terbang untuk melakukan pengeboman air di titik-titik api dalam dua pekan ke depan.

 

Luhut sebelumnya telah meninjau lokasi kebakaran di Sumatera Utara. Menurut dia, kebakaran terjadi sangat masif dengan api begitu tinggi. Luhut melihat api berkobar tak terkendali padahal petugas telah mengebom dengan air melalui pesawat terbang.

 

Menurut Luhut, pemerintah telah mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku pembakaran hutan. Perusahaan yang tidak mengupayakan pemadaman di lahan yang terbakar akan dicabut izin usahanya.

 

“Kami harus tegakkan hukum ini tanpa pandang bulu. Walau dia orang terkaya di Indonesia, kalau dia berbuat salah ya salah," kata Luhut.


Kemarin, Polri mengumumkan telah menetapkan tujuh perusahaan asing sebagai tersangka kasus pembakaran hutan dan lahan. Ketujuhnya ialah PT ASP asal China, PT KAL asal Australia, PT IA, PT H, PT MBI, PT PAH, dan PT AP asal Malaysia.

 

Sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan jumlah titik api di seluruh Indonesia hari ini meningkat drastis menjadi 3.226 titik, dengan sebaran meluas hingga Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline