Berkat Operasi Keroyokan, Hotspot Berkurang Drastis

Sutopo-BNPB.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/LISDA)

 

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Ratusan titik panas (hotspot) padan setelah operasi besar-besaran pemadaman kebakaran lahan dan hutan di Sumatera yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan beberapa negara sahabat. Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, operasi ini adalah operasi darurat asap yang terbesar yang pernah dilakukan Pemerintah Indonesia.

 

Jumat (16/10/2015) pagi, Satelit Terra-Aqua mendeteksi 769 titik panas di Sumatera. Jumlah tersebut menyebar di seluruh provinsi kecuali Aceh. Sebaran titik panas tersebut, di Bengkulu 7 titik, Jambi 97 titik, Babel 64 titik, Kepri 1 titik, Lampung 38 titik, Riau 22 titik, Sumsel 537 titik dan Sumut 3 titik. (BACA JUGA: Titik Panas Sumatera Melonjak 769, Riau Mulai Berasap)

 

"Total armada udara yang digunakan 32 unit, yaitu 21 helikopter, 7 fixed wing water bombing dan 4 unit pesawat untuk hujan buatan. Dari 32 unit, 6 unit adalah bantuan Malaysia, Singapore dan Australia, baik untuk water bombing atau memandu water bombing," kata Sutopo dalam rilis yang diterima RIAUONLINE.CO.ID, Jumat (16/10/2015).


 

Sutopo mengatakan, operasi water bombing yang dilakukan sehari sebelumnya di Pulau Sumatera, tim water bombing melakukan di 3 provinsi yaitu Sumatera Selatan, Jambi dan Riau. Untuk SUmatera Selatan dilakukan di Kabupaten Padang Susuka, Tulung Selapan, Indralaya, Banyuasin, Muara Kuang, Cengal dan Sugihan sebanyak 334 kali. Provinsi Jambi dilakukan di wilayah bagian timur sebanyak 10 kali dan di Riau yaitu di Pelalawan dan Kampar sebanyak 32 kali.

"Untuk operasi darat, digelar dengan melibatkan 22.146 personil tim gabungan dari TNI, Polri, K/L, BPBD, Manggala Agni, relawan dan lainnya. Jumlah personil di Riau 7.563 orang, Jambi 2.365 personil, Sumsel 3.694 personil," urai Sutopo. (KLIK: Helikopter Kamov Digeser Ke Palembang)

 

Sutopo menuturkan tak mudah memadamkan hotspot yang terbakar masif dan luas. Apalagi di lahan gambut kering yang seringkali menyala kembali karena terbakar di bawah permukaan. "Pembakaran baru juga masih banyak dilakukan sehingga hotspot terus fluktuatif," keluhnya.

 

Jarak pandang di Riau sudah mulai membaik. Untuk Pekanbaru 2500 meter, Rengat 6000, Dumai 3000 dan Pelelawan 4500 meter.