3 Produsen Mobil Listrik Luar Negeri Ini Bakal Bangun Pabrik di Indonesia

peluncuran-mobil-listrik-hyundai.jpg
(Foto: Youtube/Sekretariat Presiden via kumparan)

RIAU ONLINE - Tiga produsen mobil listrik dari luar negeri bakal membangun pabriknya di Indonesia tahun 2023 ini. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Taufiek Bawazier.

“(Produsen) mobil listrik tiga lainnya akan berinvestasi di Indonesia tahun ini sembari menunggu pasar. Mereka akan mulai membangun pabrik kendaraan listrik tahun ini dan memproduksinya tahun 2024,” ujarnya di JIExpo Kemayoran, dikutip dari kumparan, Selasa, 21 Februari 2023.

Calon investor dari Eropa, China, Jepang, itu bakal langsung memproduksi mobil listrik.

“Semuanya listrik, saya belum bisa membocorkannya saat ini tetapi itu sudah pasti bakal membangun pabrik tahun ini,” terangnya.

Indonesia saat ini memiliki tiga produsen otomotif yang merakit kendaraan elektrifikasi di dalam negeri, yakni Hyundai, Wuling, dan Toyota. Bila digabungkan, kapasitas produksinya mencapai 29 ribu unit per tahun dengan total investasi mencapai Rp 2,102 triliun.


Hyundai merakit IONIQ 5 di fasilitas produksi Deltamas, Cikarang, Jawa Barat. Khusus mobil setrum, kapasitas produksinya sebesar 12 ribu unit per tahun dari total produksi secara keseluruhan 150 ribu unit per tahun.

Sementara, Wuling yang difasilitasi T SGMW Motors Indonesia, yang berlokasi di Greenland International Industrial Center (GIIC) Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mampu memproduksi 10 ribu unit Wuling Air ev untuk periode 2022 hingga 2023.

Sedangkan Toyota, memproduksi kendaraan hybrid di Karawang Plant I dengan total kapasitas produksi mencapai 130 ribu unit per tahun. Tingkat kandungan lokalnya mencapai 65 persen dan hanya mesin saja yang masih diimpor oleh jenama asal Jepang tersebut.

Pabrik otomotif berlogo dua oval itu juga memiliki area perakitan baterai. Sebanyak 14 komponennya sudah dibuat secara lokal dan 18 lainnya diimpor termasuk sel baterainya. Kapasitasnya mencapai 9.000 paket dan baru terpakai 2.000 paket baterai saja.

“Kalau ini (produsen otomotif baru) berhasil menghasilkan suites (sederetan produk) mobil seperti mobil Jepang, ini akan membantu menambah pilihan masyarakat,” pungkasnya.