Psikolog: Tayangan Sinetron Picu Anak Lakukan Kekerasan

RIAU ONLINE, JAKARTA - AN(8), siswa kelas II SD Negeri 07 Kebayoran Lama Utara Jakarta Selatan tewas usai dianiaya rekan sekelasnya R (8). Korban tewas setelah terlibat perkelahian dengan R dan luka di bagian kepalanya.


Perwakilan Asosiasi Psikologis Forensik, Kasandra Putranto mengatakan, peristiwa tewasnya bocah tersebut karena dunia yang semakin maju, ditambah maraknya kekerasan yang  ditayangkan kepada publik termasuk anak di bawah umur.


"Salah satu pemicu anak melakukan kekerasan saat ini banyaknya sinetron, film isinya selalu menayangkan kekerasan, mengejek, memaki maki, bully terus marah, nah itu yang menjadi bagian perilaku dari anak Indonesia," kata Kasandra seperti dikutip dari merdeka.com, Minggu (20/9).


Peran orangtua saat ini, kata Kasandra, sangatlah penting guna menjaga kestabilan emosi si anak dalam mengawasi perkembangannya.



"Namanya anak-anak kan masih dalam proses tumbuh kembang, apalagi kalau misalnya ada kebiasaan-kebiasaan atau perilaku yang mungkin disebabkan ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi. Jadi itu tugas kita dalam mengajari nilai-nilai cinta kasih, kesabaran dan kemampuan mengendalikan emosi," ujar Kasandra.


Dalam hal ini, Kasandra mengusulkan untuk melibatkan asosiasi psikologi forensik guna melakukan autopsi psikologis. Di mana autopsi psikologis itu adalah melakukan semacam reka ulang terhadap kondisi psikologis terhadap korban semasa hidupnya.


"Kalau terhadap pelaku, tindakannya ada pemeriksaan psikologis, bukan autopsi psikologis," pungkasnya.


Seperti diketahui, Jumat (18/9) AN tewas di tangan R akibat pukulan keras yang dialami pada bagian kepala. Kejadian tersebut dilakukan di lingkungan sekolah pada saat kegiatan mewarnai. AN akhirnya tewas sekitar Pukul 18.00 WIB dalam perawatan di RS Fatmawati, Jakarta.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline