Ratusan Anak di Pekanbaru Kena ISPA Akibat Terpapar Kabut Asap

Puskesmas-Rawat-Inap-Sidomulyo.jpg
(Anisa/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Buruknya kualitas udara di Kota Pekanbaru akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) telah menyebabkan ratusan anak terjangkit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Hal itu disampaikan Kepala Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Jalan Garuda, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Dr. Doris Uliana Sitompul. Ia mengatakan berdasarkan data dari pihaknya, terjadi peningkatan pasien penderita ISPA dalam 2 pekan terakhir, menjadi 116 orang.

"Seminggu belakang itu terjadi peningkatan yang signifikan. Di minggu ke-38 ada 33 orang, lalu, minggu ke-39 ada 83 orang pasien. Sehingga ada peningkatan 50 orang pasien di minggu 39 ini," ujarnya saat diwawancarai RIAU ONLINE, Selasa 10 Oktober 2023.

Dr. Doris Uliana mengatakan kebanyakan penderita ISPA merupakan anak-anak usia 10 tahun ke bawah.

"Tindakan yang dilakukan seperti kita periksa kesehatan dan fisik, kemudian dari hasil pemeriksaan fisik kita lihat apa anak ini sesak nafas. Kalau ada sesak nafas kita lakukan penguapan. Tetapi kalau tidak kita hanya berikan obat-obatan sehingga untuk sejauh ini belum ada pasien yang rawat inap," ungkapnya. 


Menurut Dr. Doris, kabut asap menjadi faktor penyebab ISPA. Apalagi masyarakat  belum begitu sadar akan pentingnya pemakaian masker, terutama yang beraktivitas di luar ruangan. 

"Oleh karena itu orang tua yang lebih memperhatikan ini. Anak-anak yang beraktivitas di sekolah harus pakai masker. Jika sudah sampai sekolah, kalau bisa jangan main keluar ruangan. Saya pikir ini sejalan dengan adanya surat edaran dari bapak walikota yang menyatakan anak-anak harus mengurangi aktivitas di luar ruangan. Demikian juga kita orang dewasa kalau melakukan aktivitas di luar ruangan atau berpergian sebaiknya pakai masker," katanya. 

Dr. Doris berharap hujan yang mengguyur Kota Pekanbaru dalam beberapa hari terakhir bisa mengurangi buruknya kualitas udara.

"Semoga keadaan udara kita tidak lagi merah, tetapi sudah kuning," tutupnya.

Artikel ini ditulis Anisa, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di RIAU ONLINE