APRIL dan Tanoto Foundation Susun Program Pencegahan Stunting di Riau

Stunting-di-riau.jpg
(Istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) bagian dari APRIL Group menyusun 4 program pencegahan stunting di Provinsi Riau. Program ini untuk mendukung pemerintah dalam upaya pencegahan dan penurunan angka stunting di Riau.

Community Development (CD) Strategic Manager RAPP, Bertone Anwar, mengatakan APRIL Grup bersama Tanoto Foundation berkomitmen membantu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau untuk menurunkan angka prevalensi stunting hingga 50 persen pada balita di desa-desa di Riau. Bahkan, komitmen serius ini masuk ke dalam agenda APRIL2030, APRIL menargetkan pencapaian penurunan stunting di Provinsi Riau bisa terwujud pada tahun 2030 atau lebih cepat. 

"Kita harus mengejar target angka stunting 14 persen di tahun 2024, artinya per tahun harus turun 2,7 persen. Untuk mengejar ini kita perlu upaya yang lebih besar dan programnya juga lebih konvergen atau keroyokan. Kita semua memiliki peran untuk percepatan penurunan stunting terutama melalui pendampingan teknis komunikasi perubahan perilaku," kata Bertone.

Bertone menyebut Strategi Nasional pilar nomor 2 berbicara mengenai perubahan perilaku komunikasi ini sangat penting. 

"Dulu waktu kita masih bayi di bawah usia 6 bulan sudah dikasih makan pisang atau masih ada ibu-ibu yang anaknya susah makan, lalu supaya mau makan dikasih apa aja yang penting ngunyah padahal tidak ada nutrisinya. Artinya ada kebiasaan orangtua yang berdampak terhadap kurangnya pemenuhan nutrisi anak, jadi ini perlu diluruskan, makanya pemerintah mencanangkan strategi komunikasi perubahan perilaku," kata dia.


Bertone juga menyebut upaya pemerintah melibatkan kalangan swasta untuk berperan aktif dalam membantu menurunkan angka prevalensi stunting merupakan bentuk upaya menghidupkan semangat gotong-royong dan kepedulian sosial di tengah masyarakat. 

Peran swasta sangat diperlukan untuk mengisi ruang melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) di daerah sekitar operasional perusahaan yang memiliki prevalensi stunting cukup tinggi.

Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan RI, Bertone memaparkan, bahwa prevalensi balita stunting di Indonesia sebesar 24,4 persen pada 2021.  Artinya, hampir seperempat Balita Indonesia mengalami stunting pada tahun lalu. Namun demikian angka tersebut lebih rendah dibanding tahun 2020 yang diperkirakan mencapai 26,9 persen.

Percepatan penurunan stunting pada balita merupakan program prioritas pemerintah yang dilaksanakan secara efektif, konvergen, dan terintegrasi dengan melibatkan lintas sektor di tingkat pusat dan daerah.  

APRIL dan Tanoto Foundation, kata Bertone,  telah menyusun 4 program utama untuk pencegahan stunting di Provinsi Riau, antara lain pendampingan teknis komunikasi perubahan perilaku (Stranas Pilar #2), pendampingan teknis aksi konvergensi (Stranas Pilar #3), mobilisasi Tim Pendamping Keluarga (TPK), program inovasi deteksi risiko kehamilan dan pilot program Rumah Anak SIGAP. Program-program tersebut dilaksanakan bermitra dengan Yayasan Cipta, Kemendagri, Kemenkes, Kemendesa, BKKBN, Sehati dan LSM lokal.