Tetap Terhibur Kala Sibuk, Film Dancing Colors Jadi Pilihan

Dancing-Color.jpg
(IMDb)

Laporan: Indah Lestari 

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Saking sibuknya, kadang kita sampai lupa menikmati waktu. Terlebih saat weekend, kesibukan harusnya bukanlah penghalang, untuk kita mendapatkan hiburan sejenak.

Dancing Colors, film cerita pendek pemenang Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2022, yang bisa kamu jadikan pilihan hiburan singkat kala weekend, bagi kamu, orang-orang yang punya kesibukan luar biasa padat.

Film karya Sutradara M. Reza Fahriansyah ini sajikan perspektif yang berbeda dan unik. Angkat isu LGBT dengan konsep homoseksualitas di Indonesia.

Ini adalah kisah tentang Dika. Seorang anak laki-laki homoseksual, yang punya bakat dan gairah menari yang tinggi.

Melansir asianmoviepulse.com, ia yang lahir dan besar di tengah keluarga penuh dengan prinsip keislaman, hanya bisa menyalurkan hasrat menarinya ketika malam hari, di kamar mandi rumahnya secara sembunyi-sembunyi.

 


Dika menyimpan ini sebagai rahasia dari ayahnya, Zakaria yang merupakan seorang Ustadz. Zakaria menganggap anaknya telah dirasuki jin, dan berencana menghapus hal tersebut dengan doa-doa sesuai syariat Islam, seperti diruqyah. 

Bagi Zakaria anaknya, Dika tidaklah normal. Tapi bagi Dika dan ibunya tidaklah begitu.

Melalui adegan pertentangan Argumen Dika, ibu dan ayahnya di permulaan film, sang sutradara berhasil mencuri perhatian pecinta film tanah air, dengan pendekatan berupa "hujatan". Konsep yang digunakan sangat dianggap kontra dari kudus masyarakat Islam.

Karya ini menyoroti fakta bahwa masih banyaknya anggapan homoseksualitas itu suatu penyakit yang mesti disembuhkan. Budaya patriarki yang selalu menggebu-gebu dan tanpa toleransi.

Reaksi Dika tumbuh subur melalui adegan pengusiran jin oleh ayahnya sendiri. Ayahnya, ibunya dan masyarakat sesaat menganggap Dika yang menari dengan lihai dan bebas adalah karena jin yang memberontak dalam diri Dika, padahal tidak pada kebenarannya.

Tindakan eksorsisme tersebut, memberi Dika kesempatan menari dengan lihai dan merdeka. Bagi Dika ini adalah waktu emas untuk menyalurkan semua hasrat dan gerakan yang selama ini ia pendam.

Film yang juga masuk penyaringan dalam festival film dunia tahunan Switzerland, The Locarno Film Festival, Agustus lalu ini memang miliki sinematografi yang luar biasa memukau.

Berdurasi 15 menit, film pendek Dancing Colors dijamin gak bakalan ganggu kesibukan kamu, dan kamu bakal tetap terhibur di akhir pekan.