Soal Musdalub LAMR Pekanbaru, Datuk Syahril Bertanggung Jawab Dunia Akhirat

Datuk-Seri-Syahril-Abubakar6.jpg
(Sigit Eka Yunanda/Riau online)

RIAUONLINE, PEKANBARU-Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Pekanbaru memunculkan polemik penolakan oleh sejumlah pihak.

Ketua Dewan Pengurus Harian (DPH) LAMR, Datuk Syahril Abu Bakar mengatakan hal ini sudah sesuai aturan AD-ART LAMR.

Sebagai ketua DPH LAMR, Datuk Syahril mengatakan hal ini merupakan tanggung jawabnya atas kelangsungan kepengurusan LAMR Pekanbaru. Ia juga siap mempertanggungjawabkannya di Musyawarah Besar (Mubes) LAMR.


"Saya siap bertanggungjawab atas pelaksanaan Musdalub kemarin. Ini akan saya laporkan di mubes nanti. Jangankan di dunia, di akhirat pun saya siap pertanggungjawabkan ini," Tegas Datuk Syahril, Selasa, 6 Oktober 2021.

 Ia menjelaskan, Musdalub ini sendiri bukan tiba-tiba muncul, namun sudah menjadi kesepakatan semua pihak.

Musdalub ini dilaksanakan setelah Ketua DPH LAMR Pekanbaru, Yose Saputra bermasalah dan kemudian mengundurkan diri.

Setelah itu ditunjuk Plt Ketua DPH untuk menjalankan fungsi organisasi selama 6 bulan dan dilanjutkan memilih ketua DPH baru. Ia tegaskan Musdalub ini terbuka bagi siapa saja.

"Musdalub itu terbuka, silahkan mendaftar, kalau orang sudah diputuskan dalam Musda, ya dihormati keputusannya. Kalau mau jadi ketua, tentu harus mendaftar, mana bisa jadi ketua tanpa mendaftar," tambahnya.

Pun demikian dengan susunan kepengurusan, ia menyebut LAMR Pekanbaru terbuka untuk semua putra-putri Melayu yang ingin berkontribusi.

"Kalau memang mau berbuat untuk Melayu ya silahkan gabung. Ini kan masalah pengabdian, masa orang mengabdi kita tolak, tapi kan harus tahu aturan main, karena orang yang suka-suka itu kan payah diatur," tutupnya.

 

 


 

 

 

Dia juga menegaskan, selama proses Musdalub berlangsung dia tidak pernah melakukan intervensi kepada peserta Musdalub, apalagi sampai menitip-nitip orang untuk dijadikan sebagai ketua.

"Jadi saya harap, hormatilah hasil Musdalub, ini hasil musyawarah bukan hasil keinginan Syahril. Dalam rekaman pidato bisa dilihat, saya tak pernah intervensi, tak ada titip menitip orang," terangnya.

Diketahui, Musdalub yang diselenggarakan, Senin4 Oktober 20201 lalu  mendapat penolakan dari sejumlah pihak termasuk mantan ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR Pekanbaru, Datuk Said Usman Abdullah.