2 Anaknya Menganggur, Pakai Tongkat, Nenek Erni Jualan Lepat untuk Beli Beras

nenek-penjual-lepat2.jpg
(Muthi Haura/Riau Online)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Tak ada yang bisa disesali soal waktu. Cepat atau lambat, ia akan pergi meninggalkan kita. Begitupun usia. Tak ada yang tau soal usia, begitupun usia orang tua.

Namanya, Erni. Perempuan sepuh berusia 70 tahun yang masih harus mencari sesuap nasi untuk kedua anak yang masih menjadi tanggungannya.

Di usia sepuhnya, ia masih bisa berjalan kesana kemari untuk menjajakan lepat buatan anaknya meski dibantu oleh tongkat yang setia menemani. 

Senyum tak pernah lepas tersungging dari bibir tuanya. Jilbab coklat yang dipakainya, terlihat miring tak beraturan. Sembari mengemasi duduk, Erni bercerita tentang kehidupannya.

“Anak mak enam. Empat orang udah nikah, dua lagi masih jadi tanggungan mak. Kedua anak mak ini dulunya sempat bekerja, tapi karna pandemi, diberhentikan,” katanya kepada RIAUONLINE.CO.ID.

nenek penjual lepat

Nenek penjual lepat

 

Matanya berbinar. Ada tatapan kesedihan di sana. Di usianya yang seharusnya beristirahat di rumah, apalagi di tengah pandemi Covid-19 ini, ia masih harus menjadi tulang punggung keluarga.

Keadaan memaksanya untuk keluar rumah. Berjualan di sekitar lokasi Ramayana. Erni bukan tak ingin taat aturan, hanya saja, jika tetap di rumah saja, ia dan anak-anaknya tidak akan bisa makan.

Perempuan dengan baju terusan berwarna krem muda itu lagi-lagi mengumbar senyum. Suaminya telah lama meninggal, sehingga semuanya harus ia kerjakan sendiri demi menghidupi dirinya dan anak-anak.

 


 

 

nenek penjual lepat

 

Nenek penjual lepat

 

Sembari menghela nafas, perempuan sepuh penjual lepat itu berujar bahwa disaat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sudah hampir sebulanan lebih berjalan, ia merasa dagangan lepatnya kurang laku.

“Biasanya bisa langsung habis dengan berkeliling di sini, tapi sekarang susah banget habisnya. Orang di sini jualan pada tutup. Terpaksa mak keliling lebih jauh lagi,” tuturnya.

 

nenek penjual lepat3

 

 

Lepat seharga Rp 1500 itu masih terlihat banyak di kerangjang merah Erni. Ia biasa membawa 150 lepat. Lepat ini sendiri dibikin oleh salah seorang anak perempuannya yang sudah menikah. 

 

 

Kedepannya, perempuan itu berharap pandemi Covid-19 segera berakhir. PPKM juga tidak diberlakukan lagi sehingga para pedagang bisa berjualan. Dan harapannya yang palingg simple adalah, dagangannya selalu laku.

“Biar bisa makan,” pungkasnya.