Cerita "Karma" Pasangan Selingkuh Ernawati dan Zulkarnaen, Tak Seindah Mimpi

Pasangan-selingkuh.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, JAKARTA-Hidup menyimpan banyak teka-teki. Jika saat ini kamu sedang berada di atas, bukan tidak mungkin suatu saat kamu berada di bawah, begitupun sebaliknya.

Seperti pengalaman seorang wanita yang satu ini. Akibat lebih memilih cinta hingga membuatnya sampai berselingkuh, dirinya kini hidup susah.
Kisah tersebut diceritakan melalui sebuah acara televisi Kejamnya Dunia Trans TV.

Wanita yang bernama Ernawati itu menceritakan lika-liku hidupnya yang dulu berkecukupan hingga kini terpaksa harus tinggal di kampung pemulung.

20 tahun lalu Ernawati mengaku memiliki kehidupan yang bahagia dengan suami dan 4 orang anaknya. Suaminya merupakan seorang anak band, sedangkan Ernawati bekerja sebagai biduan.

Ernawati
Ernawati Ernawati Foto: Youtube/Trans TV Official

Kisahnya berawal ketika dirinya mengisi acara di sebuah lembaga permasyarakatan. Saat itulah Ernawati bertemu dengan seorang pria bernama Zulkarnaen yang merupakan sipir penjara. Keduanya jatuh cinta hingga selingkuh dari pasangan masing-masing. Bahkan mereka sampai menikah. Padahal baik Ernawati maupun Zulkarnaen sama-sama sudah memiliki anak.

"Waktu habis nikah ketahuan. Suamiku melapor, bininya melapor. Dia udah punya istri, punya anak 3. Aku punya anak 4," jelas Ernawati.



Setelah kejadian itu, Ernawati dan Zulkarnaen pun sama-sama berpisah dengan suami dan istri pertama mereka. Keluarga keduanya pun tak mau menerima mereka lagi. Karena hal itu, Ernawati dan Zulkarnaen kemudian memutuskan untuk mengadu nasib ke Jakarta.

Saat awal pindah ke Jakarta, Zulkarnaen bergadang pakaian bekas import. Namun semakin lama kehidupan keduanya semakin susah hingga mereka pun tak punya apa-apa. Akhirnya Zulkarnaen dan Ernawati pun memilih untuk kembali ke Makassar dan berharap keluarganya mau menerima mereka.

Tapi sayang, keluarga keduanya tetap tak mau menerima, hingga mereka pun memutuskan untuk kembali ke Jakarta.

Ernawati dan Zulkarnaen pun berangkat ke Jakarta bersama 5 orang anak mereka dengan menumpang sebuah kapal barang. Sesampainya di pelabuhan Tanjung Priok, Ernawati dan Zulkarnaen tak tahu harus kemana, sehingga mereka bersama dengan anak-anaknya tiidur di terminal bus tersebut.

"Saya tidur di Tanjung Priok pertama. Saya bawa uang pas-pasan banget. Disitu aku dikerjain sama orang. Habis baju-baju diambil, di terminal aku tidur, di Tanjung Priok, dekat stasiun kereta api," jelas Ernawati.

Untungnya ada seorang pedagang Coto Makassar yang merasa iba dan mengajak Ernawati beserta suami dan anak-anaknya untuk tinggal bersama. Namun tak lama tinggal di rumah tersebut, Ernawati dan suaminya pun memutuskan pindah ke kampung pemulung di daerah Cipete, Jakarta Selatan. Mereka merasa malu dan tidak enak karena telah merepotkan.

"Dulu kan sprai kalau 3 hari nggak diganti udah gatalnya bukan main. Makan kalau ngelihat yang jorok-jorok nggak kuat. Terus sekarang aku jalani semua. Aku harus lakukan semua itu," jelas Ernawati.

Untuk bertahan hidup, suaminya, Zulkarnaen bekerja sebagai pemulung. Sedangkan Ernawati sendiri tidak bisa bekerja berat, terkadang dirinya hanya bisa menjadi tukang cuci baju.

"Jadi aku tuh kalau kerja 2 hari 3 hari kumat lagi ginjalnya. Aku juga pernah bronkitis. Jadi aku sampai sekarang minum obat terus. Aku terus-terusan minum obat. Kalau tidak disertai obat, jantung kumat, ginjal kumat. Jadi ku bantu suamiku apa adanya yang tidak berat-berat kerjaannya," ungkapnya.

Salah satu anaknya bahkan ada yang meninggal karena terkena tifus kronis akibat mengamen. Saat itu Ernawati mengaku sangat bingung. Untungnya bapak RT di tempat tinggalnya mau membantunya. Semuanya keperluan diurus oleh bapak RT dengan meminta sumbangan dari para tetangga.

"Aku tidak tahu mau kemana, aku kelabakan. Aku mau jual barang tidak tahu, apa yang harus aku jual. Terusnya aku ke mama. Kata mamaku, 'makan cintamu'. Dari situ sampai sekarang aku nggak pernah lagi nemuin orangtua ku," tutur Ernawati dikutip dari wolipop

Saat ini Ernawati hanya bisa pasrah dan berharap dirinya bisa dimaafkan dan diterima kembali ke keluarganya. Selain itu, dia juga berharap bisa kembali menyekolahkan anak-anaknya.