Harga Beras Naik, Picu Inflasi di Riau

beras5.jpg
(suara.com)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik Riau, pada November 2022 dari gabungan 3 kota di Provinsi Riau mengalami Inflasi Tahun ke Tahun sebesar 5,89 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 113,02. 

Kepala BPS Riau, Misfaruddin mengatakan Kota Pekanbaru mengalami inflasi sebesar 6,13 persen, disusul Kota Dumai sebesar 5,40 persen dan Kota Tembilahan sebesar 4,14 persen.

"Sedangkan secara bulan ke bulan mengalami inflasi sebesar 0,12 persen dan Inflasi Tahun Kalender (Januari - November) 2022 sebesar 5,84 persen," kata Misfaruddin, Jumat, 2 Desember 2022

Ia menyebut, komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi yoy pada November 2022, antara lain beras, bensin, rokok kretek filter, nasi dengan lauk, tarif angkutan udara, mobil, kontrak rumah, telur ayam ras, bawang merah, sewa rumah, bakso siap santap dan ikan serai. 

 

"Sementara beberapa komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi month to month pada November 2022, antara lain: beras, rokok kretek filter, daging ayam ras, ayam hidup, minyak goreng, emas perhiasan dan kontrak rumah," jelasnya.  


Dirincikan Misfaruddin, Inflasi yoy terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok transportasi sebesar 15,15 persen, diikuti kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 8,17 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 7,30 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 6,99 persen dan kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,26 persen. 

Selanjutnya, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 3,35 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,79 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,58 persen, kelompok kesehatan sebesar 2,39 persen dan kelompok pendidikan sebesar 0,41 persen.

"Di sisi lain satu kelompok mengalami deflasi yoy yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,79 persen," tukasnya.

Dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, seluruh kota mengalami inflasi yoy, dengan inflasi yoy tertinggi terjadi di Kota Bukittinggi sebesar 7,01 persen, diikuti oleh Kota Padang sebesar 6,85 persen dan Kota Meulaboh sebesar 6,38 persen.

"Sedangkan inflasi yoy terendah terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 3,87 persen," pungkasnya.