Sampah Bisa Jadi Rupiah, Hamdani Minta Pemko Perbanyak Bank Sampah

Sampah-menumpuk.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Setiap pagi para pengguna jalan dihadapkan dengan tumpukan sampah di ruas jalan Jalan Ahmad Yani Pekanbaru. 

Ruas jalan yang tak jauh dari Rumah Sakit Santa Maria ini dijadikan warga sebagai Tempat Pembuangan Sampah (TPS).

Satu unit mobil truk sampah parkir di tengah jalan menunggu petugas pembersih sampah, mengangkut sampah.

Zega, salah satu petugas pembersih sampah mengatakan, setiap pagi sampah-sampah itu dibuang dari pasar atau rumah-rumah warga.

Sedangkan salah satu PAD adalah dari retribusi sampah. Pemungutan biaya pengambilan sampah di rumah-rumah juga belum disalurkan kepada pemko.

Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Hamdani meminta pihak Pemko lebih giat lagi untuk penanganan masalah sampah.

Untuk iuran-iuran sampah di rumah-rumah warga agar sesuai aturan Perda tentang retribusi sampah, bisa berjalan maksimal.


"Karena uang APBD yang keluar untuk mengolah sampah dan lain sebagainya itu cukup besar, jadi harus diimbangi dengan retribusi pengambilan sampah itu. Karena sampah ini kan proyek multi years. Kami sendiri berharap bagaimana nantinya sampah ini bisa menjadi PAD tanpa memberatkan masyarakat," terang Hamdani, Selasa 22 Juli 2020.

Pekan lalu, DPRD Kota Pekanbaru sudah melaksanakan pertemuan dengan PT Sungan.

Dalam hal ini membahas tentang Pilot Project yang digunakan untuk mengolah sampah agar punya nilai guna.

"Hadirnya kerjasama dengan PT Sungan juga bernilai ekonomis. Seperti sampah plastik yang bisa kita olah menjadi biji plastik. Maka jika kita jadi beli alatnya, kita tak perlu lagi oper ke Medan atau kabupaten kota lain untuk mengolah sampah," imbuhnya.

Pihaknya akan menghitung berapa pembiayaan untuk retribusi sampah.

Untuk selanjutnya akan ada sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, bahwa sampah juga bisa bernilai ekonomis jika dikelola dengan benar.

Ke depannya ia berfikir, bagaimana sampah ini bisa menjadi berkah bagi masyarakat. Maka tidak perlu dipungut lagi untuk retribusi sampah ini, apalagi masyarakat yang sudah susah.

"Kecuali sampah dari pabrik, rumah sakit atau sebagainya, kita masih perlu pungut biaya, karena memiliki jenis-jenis sampah yang berbeda," tambahnya.

Meskipun di beberapa tempat sudah ada bank sampah. Namun pengelolaannya masih belum maksimal.

Hamdani berharap, untuk kedepannya di setiap RW tersedia bank sampah.

Kemudian pemerintah yang membeli sampah akan mengolahnya dengan benar, semisal diolah menjadi biji plastik.