Aktivis 98 Kecam Penganiayaan Menimpa Presiden BEM UIN Suska Riau

aksi-21-ricuh.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/HASBULLAH TANJUNG)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Aktivis 1998, Sayed Junaidi Rizaldi, meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kasus pemukulan disertai penganiayaan terhadap Presiden Mahasiswa BEM UIN Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau, Yudi Utama Tarigan, usai melakukan aksi demonstrasi Peringatan 21 Tahun Reformasi di depan kantor DPRD Riau, Selasa, 21 Mei 2019.

Pemukulan terhadap Yudi, dinilai Sayed sebagai bentuk kezaliman terhadap aktivis. Menurutnya tidak selayaknya seorang aktivis menyampaikan aspirasi rakyat harus diperlakukan seperti itu.

"Ini negara hukum dan negara demokrasi. Beda pendapat tidak boleh main pukul begitu," kritik anggota DPRD Riau ini, Kamis, 23 Mei 2019.

Sebagai aktivis pernah berdarah-darah memperjuangkan demokrasi, Politisi kerap disapa Pak Cik ini mengecam keras siapapun pelaku terlibat dalam tindak pemukulan ini.


Untuk itu, ia berharap, ini tidak terjadi lagi. Alasannya, mahasiswa perwujudan pemuda sejak dahulu sudah memperlihatkan kontribusinya kepada bangsa dan negara.

Sebelumnya, Presiden Mahasiswa UIN Suska Riau Yudi Utama Tarigan dikabarkan menjadi korban pemukulan oleh orang tak dikenal (OTK) pada Rabu dinihari, 22 Mei 2019, di sebuah warung kopi, depan Rumah Sakit Jiwa Tampan.

Sahabat Yudi, Aji Nur Sahid membenarkan kabar tersebut, dikatakannya, Yudi kala itu sedang berdiskusi terkait aksi demo siang hari ia pimpin bersama teman sesama massa aksi, Ali Tondi, di depan RSJ.

Saat asyik mengobrol, Yudi dan rekannya bernama Ali Tondi didatangi sekitar 20 hingga 30-an orang tak dikenal dari dalam tiga unit mobil yang baru diparkirkan di depan lokasi. 

Mereka memukul wajah Yudi. Tak hanya itu, samurai juga ditempelkan di lehernya serta ditodong senjata api jenis pistol ke tubuh pemuda tersebut.