Kenapa Caleg Pengusung Capres 01 di Riau Takut Pasang Foto Jokowi?

Baliho-caleg-rusak-di-bengkalis-s.jpg
(Andrias)

Laporan: TIM RIAUONLINE.CO.ID

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Calon Anggota Legislatif (Caleg) partai pengusung Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 01, Joko Widodo-KH Maruf Amin di Provinsi Riau, enggan disertai takut tak terpilih menjadi wakil rakyat jika memasang foto Capres mereka. 

Sebaliknya, caleg partai pengusung Capres Prabowo-Sandiaga, malah lebih banyak memasang foto keduanya di setiap Alat Peraga Kampanye (APK).Mereka berlomba-lomba memasang foto keduanya di setiap baliho mereka cetak.

Tak terkecuali di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sekretaris DPW PKB Riau, Ade Agus Hartanto malah mengancam tak akan melantik caleg tak memasang foto Jokowi-Maruf Amin di setiap baliho caleg.

"Kami komitmen dalam memberikan dukungan, kalau dia mendukung di luar garis partai, nanti dia bisa tidak dilantik, kita pecatlah," ungkap Ade, Selasa, 2 April 2019.

Kata bernada ancaman kepada caleg oleh Sekretaris DPW PKB Riau itu, sangat masuk akal. Capres petahana, Jokowi blak-blakan, Sabtu, 15 Desember 2018 silam mengatakam, sangat sulit bagi dirinya untuk merebut hati rakyat Riau untuk memilih dirinya bersama Maruf Amin.

Namun, itu semua dibantah oleh anggota DPRD Riau itu, Ade Agus menjelaskan, kepastian siapa Capres bakal menang di Riau, ditentukan usai pencoblosan, Rabu, 17 April 2019 mendatang.

 

Ade sangat optimistis, Jokowi akan keluar sebagai pemenang di Riau dengan persentase peroleh suara 60 persen. Angka tersebut juga disampaikan Kader Partai Amanat Nasional (PAN) baru menjabat sebagai Gubernur Riau, Syamsuar.

Padahal mantan Ketua DPD II Partai Golkar Siak itu diduga tidak masuk dalam Tim Kampanye Daerah (TKD) yang dilaporkan ke KPU Riau. "Kita masih optimis Jokowi bisa menang di Riau 60 persen," ujarnya.

Saat ini, seluruh Caleg PKB sudah diintruksikan agar menyelipkan kampanye dengan menyampaikan kesuksesan pemerintahan Republik Indonesia dibawah kepemimpinan Jokowi Widodo.

Sebelumnya, politisi PDI Perjuangan, Kordias Pasaribu, mengakui masih ada Caleg PDIP melawan perintah partai dengan tidak memasang foto Capres diusung di Alat Peraga Kampanye (APK).

"Di Nasional mendukung, tapi di bawahnya tidak, inikan pemahaman partai mereka belum matang," tegasnya.

Seharusnya, kata Kordias, para Caleg ini mengkampanyekan keberhasilan Jokowi kepada masyarakat. Apalagi di Riau ini sudah ada beberapa kerja nyata dilakukan Jokowi.

 

"Mereka juga harus bisa beragumentasi di tengah masyarakat, jangan tahunya DPRD saja," tuturnya.

Ia mencontohkan, dari perolehan suara Pemilu 2014, ditambah hasil survei terbaru, hingga sekarang belum ada satu partai pun di Riau mampu melebihi suara Jokowi.

Ini artinya, kata Wakil Ketua DPRD Riau itu, dengan mengkampanyekan Jokowi, maka partai akan diuntungkan, karena popularitas Jokowi lebih tinggi dari partai.

Untuk itu, wakil rakyat dari pemilihan Kota Pekanbaru itu menyarankan agar sesama caleg dari partai pengusung Jokowi bisa bergerak maksimal memenangkan Jokowi.

"Kalau Pak Jokowi menang karena perjuangan bersama, tentu ini akan menjadi kemenangan bersama nantinya," ulasnya.

Bahkan, PDIP sendiri sudah mengingatkan para kadernya untuk memenangkan Jokowi, dan apabila suara Caleg lebih besar dibanding suara Jokowi, maka akan ada sanksi dari DPP.

"Malah akan mendapat sanksi jika suara Jokowi lebih sedikit dari suara Calegnya, bisa ditunda pelantikannya jika sudah terpilih," tutupnya.

Di Bengkalis, juga setali tiga uang. Banyak caleg partai pengusung Jokowi-Maruf, enggan memasang foto keduanya di APK mereka.

Pantauan SELASAR RIAU, hanya PDI Perjuangan saja dari partai pengusung para calegnya memasang foto Jokowi-Maaruf di baliho mereka.

Disepanjang ruas dan persimpangan jalan Kota Bengkalis tempat lokasi pemasangan spanduk tidak satupun foto Jokowi-Maaruf melekat di baleho caleg partai pengusung lainnya.

Bendahara Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuanga Kabupaten Bengkalis, Syofiyan, juga heran melihat itu semuanya.

Ia mengimbau kepada para caleg dari partai pengusungCapres untuk menampilkan foto Jokowi-Maaruf. Sedangkan di pusat, sudah tekad bersama memenangkan Jokowi-Maaruf Amin jadi pemenang Pemilu mendatang.

"Ya, kita mintalah sama teman-teman sesama partai pengusung Jokowi untuk memasang poto Capres no 01," imbau Syofyan mengingatkan.

 

Untuk diketahui, pasangan Capres nomor urut 01 Jokowi-Maruf Amin selain diusung oleh PDI Perjuangan, juga Partai Golkar, PKB, PPP, Hanura, Partai Nasdem, PSI, Perindo, PKPI, PBB.

Caleg Takut tak Terpilih

Menanggapi ini, pengamat politik Universitas Riau, Adlin menilai ada kekhawatiran di dalam diri setiap caleg berasal dari partai pendukung Jokowi dan Maruf Amin.

Akibatnya, mereka enggan memasang foto Jokowi dan Maruf Amin di setiap PK. "Mereka tidak berani memasang foto Capres di sana, karena ada kekhawatiran akan membuat suaranya berkurang karena capresnya tidak disukai masyarakat," jelas Adlin.

Apabila dipaksakan, menurut Adlin, itu akan menjadi bumerang bagi masing-masing caleg. Sebab mayoritas masyarakat adalah swing voter atau pemilih mengambang.

Kondisi berbanding terbalik dengan caleg di koalisi Prabowo di Riau erang-terangan memasang foto Prabowo-Sandi.

"Mereka akan diuntungkan, karena masyarakat bisa mengidentifikasi bahwa ini partai pendukung Prabowo, sehingga tidak ada penolakan," ulasnya.

Ia menjelaskan, rakyat Riau itu persentase swing voter-nya tinggi, mereka akan berpikir dulu sebelum menentukan pilihannya. Ini dikhawatirkan para caleg.

Adlin mengakui, masih ada sejumlah Caleg berani memasang foto Jokowi di dalam balihonya.

"Tapi kan tak semua juga mau memasang, misalnya Kapitra Ampera, Idris Laena, Rusli Ahmad. Bagaimanapun juga pendukung fanatik Jokowi di Riau ini pasti ada. Pendukung fanatik inilah yang ditarik oleh mereka," pungkasnya.

Memang, lanjutnya, Pemilu serentak antara Pileg dan Pilpres membuat para Caleg dilema, sebab di satu sisi mereka ingin meraup suara tinggi, tapi di sisi lain mereka harus berafiliasi dengan Capres tertentu .

 

PEKANBARU - Keengganan para Calon Anggota Legislatif, maju DPR RI, DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten dan Kota di Riau untuk memasang foto Pasangan Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 01, Joko Widodo-KH Maruf Amin, sudah menjadi pemandangan umum.

 

 

Kondisi terbalik justru diperlihatkan oleh caleg partai pengusung pasangan Capres Nomor Urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno. Mereka berlomba-lomba memasang foto keduanya di setiap baliho mereka cetak.

 

 

Tak terkecuali di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sekretaris DPW PKB Riau, Ade Agus Hartanto malah mengancam tak akan melantik caleg tak memasang foto Jokowi-Maruf Amin di setiap baliho caleg.

 

 

"Kami komitmen dalam memberikan dukungan, kalau dia mendukung di luar garis partai, nanti dia bisa tidak dilantik, kita pecatlah," ungkap Ade, Selasa, 2 April 2019.

 

 

Kata bernada ancaman kepada caleg oleh Sekretaris DPW PKB Riau itu, sangat masuk akal. Capres petahana, Jokowi blak-blakan, Sabtu, 15 Desember 2018 silam mengatakam, sangat sulit bagi dirinya untuk merebut hati rakyat Riau untuk memilih dirinya bersama Maruf Amin.


 

 

Namun, itu semua dibantah oleh anggota DPRD Riau itu, Ade Agus menjelaskan, kepastian siapa Capres bakal menang di Riau, ditentukan usai pencoblosan, Rabu, 17 April 2019 mendatang.

 

 

CONTOH baliho caleg dari Partai Golkar maju untuk DPRD Kota Pekanbaru ini tak memasang foto Capres Jokowi-Maruf Amin di dalam Alat Peraga Kampanye (APK). (FOTO: HASBULLAH TANJUNG)

Ade sangat optimistis, Jokowi akan keluar sebagai pemenang di Riau dengan persentase peroleh suara 60 persen.

 

 

Angka tersebut juga disampaikan Kader Partai Amanat Nasional (PAN) baru menjabat sebagai Gubernur Riau, Syamsuar.

 

 

Padahal mantan Ketua DPD II Partai Golkar Siak itu diduga tidak masuk dalam Tim Kampanye Daerah (TKD) yang dilaporkan ke KPU Riau.

 

 

"Kita masih optimis Jokowi bisa menang di Riau 60 persen," ujarnya.

 

 

Saat ini, seluruh Caleg PKB sudah diintruksikan agar menyelipkan kampanye dengan menyampaikan kesuksesan pemerintahan Republik Indonesia dibawah kepemimpinan Jokowi Widodo.

 

 

Sebelumnya, politisi PDI Perjuangan, Kordias Pasaribu, mengakui masih ada Caleg PDIP melawan perintah partai dengan tidak memasang foto Capres diusung di Alat Peraga Kampanye (APK).

 

 

"Di Nasional mendukung, tapi di bawahnya tidak, inikan pemahaman partai mereka belum matang," tegasnya.

 

 

Seharusnya, kata Kordias, para Caleg ini mengkampanyekan keberhasilan Jokowi kepada masyarakat. Apalagi di Riau ini sudah ada beberapa kerja nyata dilakukan Jokowi.

 

 

CONTOH baliho caleg dari Partai Golkar Kabupaten Bengkalis ini tak memasang foto Capres Jokowi-Maruf Amin di dalam Alat Peraga Kampanye (APK). (FOTO: ANDRIAS)

"Mereka juga harus bisa beragumentasi di tengah masyarakat, jangan tahunya DPRD saja," tuturnya.

 

 

Ia mencontohkan, dari perolehan suara Pemilu 2014, ditambah hasil survei terbaru, hingga sekarang belum ada satu partai pun di Riau mampu melebihi suara Jokowi.

 

 

Ini artinya, kata Wakil Ketua DPRD Riau itu, dengan mengkampanyekan Jokowi, maka partai akan diuntungkan, karena popularitas Jokowi lebih tinggi dari partai.

 

 

Untuk itu, wakil rakyat dari pemilihan Kota Pekanbaru itu menyarankan agar sesama caleg dari partai pengusung Jokowi bisa bergerak maksimal memenangkan Jokowi.

 

 

"Kalau Pak Jokowi menang karena perjuangan bersama, tentu ini akan menjadi kemenangan bersama nantinya," ulasnya.

 

 

Bahkan, PDIP sendiri sudah mengingatkan para kadernya untuk memenangkan Jokowi, dan apabila suara Caleg lebih besar dibanding suara Jokowi, maka akan ada sanksi dari DPP.

 

 

"Malah akan mendapat sanksi jika suara Jokowi lebih sedikit dari suara Calegnya, bisa ditunda pelantikannya jika sudah terpilih," tutupnya.

 

 

Di Bengkalis, juga setali tiga uang. Banyak caleg partai pengusung Jokowi-Maruf, enggan memasang foto keduanya di APK mereka.

 

 

Pantauan SELASAR RIAU,hanya PDI Perjuangan saja dari partai pengusung para calegnya memasang foto Jokowi-Maaruf di baliho mereka.

 

 

Disepanjang ruas dan persimpangan jalan Kota Bengkalis tempat lokasi pemasangan spanduk tidak satupun foto Jokowi-Maaruf melekat di baleho caleg partai pengusung lainnya.

 

 

Bendahara Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuanga Kabupaten Bengkalis, Syofiyan, juga heran melihat itu semuanya.

 

 

Ia mengimbau kepada para caleg dari partai pengusungCapres untuk menampilkan foto Jokowi-Maaruf. Sedangkan di pusat, sudah tekad bersama memenangkan Jokowi-Maaruf Amin jadi pemenang Pemilu mendatang.

 

 

"Ya, kita mintalah sama teman-teman sesama partai pengusung Jokowi untuk memasang poto Capres no 01," imbau Syofyan mengingatkan.

 

 

CALON Anggota Leguslati (Caleg) dari PPP ini nyaris di setiap Alat Peraga Kampanye (APK) memasang foto Caleg untuk DPRD Kota Pekanbaru, dibandingkan foto Capres Jokowi-Maruf AMin.

Untuk diketahui, pasangan Capres nomor urut 01 Jokowi-Maruf Amin selain diusung oleh PDI Perjuangan, juga Partai Golkar, PKB, PPP, Hanura, Partai Nasdem, PSI, Perindo, PKPI, PBB.

 

 

Caleg Takut tak Terpilih

 

 

Menanggapi ini, pengamat politik Universitas Riau, Adlin menilai ada kekhawatiran di dalam diri setiap caleg berasal dari partai pendukung Jokowi dan Maruf Amin.

 

 

Akibatnya, mereka enggan memasang foto Jokowi dan Maruf Amin di setiap PK. "Mereka tidak berani memasang foto Capres di sana, karena ada kekhawatiran akan membuat suaranya berkurang karena capresnya tidak disukai masyarakat," jelas Adlin.

 

 

Apabila dipaksakan, menurut Adlin, itu akan menjadi bumerang bagi masing-masing caleg. Sebab mayoritas masyarakat adalah swing voter atau pemilih mengambang.

 

 

Kondisi berbanding terbalik dengan caleg di koalisi Prabowo di Riau erang-terangan memasang foto Prabowo-Sandi.

 

 

"Mereka akan diuntungkan, karena masyarakat bisa mengidentifikasi bahwa ini partai pendukung Prabowo, sehingga tidak ada penolakan," ulasnya.

 

 

Ia menjelaskan, rakyat Riau itu persentase swing voter-nya tinggi, mereka akan berpikir dulu sebelum menentukan pilihannya. Ini dikhawatirkan para caleg.

 

 

Adlin mengakui, masih ada sejumlah Caleg berani memasang foto Jokowi di dalam balihonya.

 

 

"Tapi kan tak semua juga mau memasang, misalnya Kapitra Ampera, Idris Laena, Rusli Ahmad. Bagaimanapun juga pendukung fanatik Jokowi di Riau ini pasti ada. Pendukung fanatik inilah yang ditarik oleh mereka," pungkasnya.

 

 

Memang, lanjutnya, Pemilu serentak antara Pileg dan Pilpres membuat para Caleg dilema, sebab di satu sisi mereka ingin meraup suara tinggi, tapi di sisi lain mereka harus berafiliasi dengan Capres tertentu .