Massa Tak Dapat Masuk Gedung Dewan, Kordias Pasaribu: Saya Tak Punya Wewenang!

Wakil-Ketua-DPRD-Riau-Kordias-Pasaribu.jpg
(Azhar Saputra)

Laporan: AZHAR/HASBULLAH

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Meskipun massa berusaha mendesak untuk bisa masuk ke dalam area gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau, namun mereka tak berhasil juga. Ratusan masa tertahan oleh barikade petugas dari Polresta Pekanbaru dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Riau.

Wakil Ketua DPRD Riau, Kordias Pasaribu yang menemui pengunjuk rasa mengatakan bahwa dirinya tak memiliki wewenang untuk memasukkan ratusan masa ke dalam gedung. Meskipun hanya untuk menyampaikan aspirasi mereka.

"Saya mewakili wakil rakyat di DPRD Riau ini dan siap menerima penyampaian aspirasi dari saudara-saudara sekalian. Kalau untuk masuk ke dalam dan melaksanakan sholat, saya tidak berwenang," katanya di depan ratusan masa, Jumat, 20 Oktober 2017.

Usai mengatakan hal tersebut, masa yang mengatasnamakan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Riau (UR) ini pun berang. Mereka bahkan mencoba untuk menerobos brikade petugas yang berada di belakang pagar gedung. Namun masih berhasil dihalau dengan cepat.

Masa juga sempat membakar ban bekas di depan pagar, namun api berhasil dipadamkan oleh mobil water canon milik Polresta Pekanbaru.

Sebelumnya, ratusan masa memaksa untuk memasuki gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau untuk menyerahkan langsung satu ekor kambing yang mereka simbolkan atas kegagalan tiga tahun kepemimpinan Presiden RI, Joko Widodo dan wakilnya, Jusuf Kalla.


Selain itu, niat mereka untuk memasuki gedung DPRD Riau hanya ingin untuk dapat melaksanakan sholat ashar berjamah didalam bangunan gedung yang memiliki satu bangunan mesjid didalamnya.

Sementara itu, Kapolresta Pekanbaru, Susanto sebelumnya dikabarkan terluka di bagian kepala saat turut serta mengamanka aksi ini.


Menanggapi hal ini, Wakil Presiden BEM UIN Suska, Armansyah menolak anggapan jika mahasiswa memukul Kapolresta ataupun aparat kepolisian lainnya.

"Kami sebagai mahasiswa sudah meminta pimpinan atau polisi yang terbukti dipukul oleh mahasiswa untuk menghadap kami. Namun faktanya mereka tidak berani setelah ditilik ternyata tidak betul mahasiswa yang memukul," tegasnya saat diwawancarai.

Ia juga menyebut, aksi hari ini adalah bentuk represifitas pihak kepolisian, secara faktual Mahasiswa UIN adalah korban dari anarkisnya Institusi kepolisian hari ini.

"Kami dari seluruh BEM yang ada di Riau akan turun lebih besar dari pada ini," pungkasnya.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id