Saran Untuk Ibu Hamil Hadapi Polusi Udara Buruk

CFD.jpg
(yan)

RIAUONLINE - Sejumlah wilayah di Indonesia saat ini tengah mengalami masalah polusi udara yang dapat mengancam kesehatan warga. Tak cuma Jakarta yang mengalami polusi udara parah, saat ini juga terjadi di Riau akibat kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan. Sehingga sangat mengancam kesehatan pernapasan, terlebih bagi ibu hamil.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO), sekitar 90 persen penduduk dunia menghirup udara yang buruk. Hal itu menyebabkan terjadinya 7 juta kematian dan gangguan kesehatan pernapasan yang dapat memengaruhi penurunan fungsi paru.

"Sehingga kondisi udara yang buruk jelas sangat rentan terhadap anak-anak, balita, dan bayi, serta ibu hamil. Itulah mengapa bagi ibu hamil yang bekerja atau berdomisili di Jakarta perlu melindungi saluran pernapasannya agar tidak merusak kesehatan janin," ujar Dr. dr. Erlina Burhan Sp.P (k), Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia-Jakarta, dalam acara bertema 'Jangan Takut Bernapas' yang diselenggerakan Dompet Dhuafa, beru-baru ini di Jakarta. Sebagaimana dikutip dari Suara.com.


Saran dokter Erlina barang kali tepat ditujukan untuk masyarakat Riau. Sebagai langkah mudah yang paling sederhana bisa dilakukan oleh ibu hamil untuk menjaga pernapasannya ialah dengan memakai respirator atau masker. Sebab, udara buruk sudah tidak dapat dihindari karena ibu hamil tetap harus bekerja di ibu kota.

"Polusinya sudah ada, orangnya perlu bekerja. Untuk bumil harus pakai respirator atau masker untuk melindungi saluran napas. Ideal pakai masker untuk pabrik, tapi itu sulit dipakai beraktivitas. Pilihan lainnya bisa memakai masker N95, ini biasanya dipakai di rumah sakit untuk menyaring kuman," sambungnya.

Akan tetapi, masker N95 juga belum pas untuk menyaring partikel polusi udara di Jakarta yang ukurannya kecil-kecil. Lebih berbahaya lagi kalau maskernya basah. Maka mungkin lebih baik memakai masker kain.

"Berdasarkan penelitian di luar negeri, masker kain lebih disarankan karena bisa dicuci agar tidak menimbun sampah. Ya, walau belum ditemukan masker yang pas, maka pakai masker biasa dulu. Karena aktivitas tetap harus berjalan, ibu hamil sulit berhenti kerja. Lebih baik harus dihindari. Masuknya ke pencehagan sekunder," pungkasnya.