Galeri Foto: Rumah Adat Suku Talang Mamak Mejeng di Gernas BBI BBWI

Rumah-Talang-Mamak8.jpg
(SOFIAH/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Rumah tradisional menjadi salah satu ikon dari setiap daerah di Indonesia. Rumah tradisional menjadi bukti keberagaman suku, adat, dan budaya di Tanah Air, termasuk Riau.

Dari 12 kabupaten yang ada di Riau, diketahui ada salah satu suku yang tinggal di pedalaman dan dekat dengan alam. Suku tersebut bernama Talang Mamak yang berada di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu). Meski hidup di alam, suku ini memiliki rumah tradisional yang harus dilestarikan keberadaannya.

Di puncak Gerakan Nasional Gerakan Nasional (Gernas) Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia (BBI BBWI), Pemerintah Kabupaten Inhu menghadirkan Rumah Adat Talang Mamak. Stan UMKM berbentuk Rumah Adat Talang Mamak ini berdiri di halaman Kantor Gubernur Riau berjejer bersama stan dari pemerintah daerah lainnya di Riau.

Menariknya, Rumah Adat Talang Mamak ini didirikan langsung oleh suku asli dari Desa Gedabu, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu.

Kepala Desa Talang Gedabu, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu, Kadisan menjabarkan bahan baku dan makna pada Rumah Adat Talang Mamak kepada RIAU ONLINE, Jumat, 28 Juli 2023:

1. Rumah aslinya panggung, atapnya terbuat dari enau untuk risplang dan daun rumbia untuk atap. Semuanya diambil langsung dari hutan. Tingginya 2.7 meter. Ciri khas lainnya yakni selembayung sebagai ciri khas Riau.

Rumah Talang Mamak3SOFIAH/RIAU ONLINE

2. Pada setiap rumah memiliki tempat penyimpanan khusus barang atau teladai. 

 Rumah Talang MamakSOFIAH/RIAU ONLINE


3. Tempat air minumnya terbuat dari buah labu bentuknya mirip seperti kendi Jawa. 

Rumah Talang Mamak6SOFIAH/RIAU ONLINE

"Dulunya air minum dari buah labu ini direndam dulu di sungai. Kami mau mengenbangkan ini agar tidak hilang sejarahnya. Airnya mampu mengobati beragam macam penyakit," kata M Nur.

Namun, saat ini hampir sudah tidak ada lagi yang menggunakam buah labu untuk tempat minum. Menurut guru SD itu lantaran, daerah tempat tinggalnya sudah ada kebun sawit di pinggir sungai. Sehingga, lebih baik mengkonsumsi air dari sumur daripada sungai yang dikhawatirkan telah tercemar bahan kimia.

Talang sendiri menurutnya jika sebagai pemimpin adalah batin menandakan tidak boleh mendahului yang dituakan. Jika berbaris harus memanjang.

4. Kayu alam

Rumah Talang Mamak5SOFIAH/RIAU ONLINE

Kayu untuk dinding adalah kayu alam pilihan yakni terap dan pudu. Kayu yang dijadikan dinding ini harus diambil di hutan lalu kemudian ditumbang. Biasanya kayu yang diambil tingginya mencapai 15 meter.

Pasca ditumbang, kayu bukan dikuliti begitu saja. Namun, dipukul-pukul hingga akhirnya bisa diambil, dijemur hingga kering. Menurut Kades Kadisan jika tidak sampai kering kayu akan menggulung. Proses pengeringan mencapai 5 hari.

Jika kayu benar-benar kering, dinding lebih tahan lama, keras, dan memiliki corak yang menarik.

5. Tanjak putih dan selendang

Rumah Talang Mamak7SOFIAH/RIAU ONLINE

Pakaian putih yang melekat pada kepala, Kadisan sebut adalah tanjak. Selalu dipakai setiap acara kebesaran. Khusus yang putih ini dikenakan oleh patih atau kepala dibawah batin. Sementara batik ada yang kuning dan biru. Ini sebagai bentuk kesopanan.

Sedangkan, selendang atau kain panjang (Jarik) dikenakan bagi yang sudah menikah. Belum menikah hanya pakai tanjak.