UNICEF dan BKKBN Bersama Perkuat Pemantauan Stunting di Lapangan

UNICEF-dan-BKKBN.jpg
(ANTARA/HO-BKKBN)

RIAU ONLINE, JAKARTA - United Nations Children's Fund (UNICEF) yang dinaungi PBB bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk memperkuat pemantauan pananganan stunting di lapangan.

"Saya sangat berharap untuk memberikan kontribusi kecil bersama tentu saja dengan tim yang luar baisa yang kami miliki di UNICEF," kata Country Representative UNICEF Indonesia Maniza Zaman, dalam keterangan resmi BKKBN di Jakarta, Rabu, 5 April 2023.

Maniza mengatakan pemantauan lapangan disusur melalui kunjungan ke beberapa Kantor Perwakilan BKKBN di berbagai provinsi, seperti Jawa Timur, Aceh, dan Papua. Sehingga, kondisi riil di lapangan dapat diketahui serta berbagai usulan dari tiap-tiap pemangku kebijakan dapat dicatat, dalam upaya percepatan penurunan angka stunting.

Sementara itu, UNICEF telah bekerja sama dengan Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN dalam kurun waktu 2021-2025 terkait program PAUD dan pola asuh yang positif.

"Dengan semangat yang sama, UNICEF juga berharap Indonesia dapat menunjukkan upaya penanganan stunting kepada dunia karena saat ini Indonesia telah diakui oleh global mengalami kemajuan dalam menuntaskan pekerjaan memerangi stunting," katanya.


Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo menanggapi bahwa upaya percepatan penurunan stunting sesuai arahan Presiden Joko Widodo melalui Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang memiliki lima pilar strategi.

Namun, dalam perjalanannya masih mengalami kendala untuk mengubah perilaku keluarga dan rumah tangga di pedesaan dan daerah perbatasan karena berkaitan dengan karakteristik kebudayaan yang berbeda.

"Jadi saya pikir kami membutuhkan dukungan dari UNICEF tentang bagaimana mengubah perilaku dengan kearifan lokal Indonesia," kata Hasto.

Selain bekerja sama dengan UNICEF dan para mitra, kata Hasto, pemantauan stunting di lapangan dipetakan melalui Pendataan Keluarga Tahun 2021 untuk mengetahui informasi keluarga berisiko stunting, rumah layak huni, sanitasi air bersih, dan berbagai indikator intervensi lainnya secara by name by address.

Data tersebut akan digunakan dalam program audit kasus stunting, serta digunakan di berbagai kementerian atau lembaga dalam memerangi kasus stunting. Data lain juga dikumpulkan melalui aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil (Elsimil) yang bermanfaat mencegah kasus stunting pada calon pengantin.

"Mengingat saat ini, Indonesia memiliki 1,9 hingga 2 juta pasangan baru menikah dalam setahun serta 1,6 juta kehamilan di tahun pertama. Sedangkan 21,6 persen di antara 1,6 juta tersebut, terdapat kasus stunting," kata Hasto.(ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

Dilarang mengutip berita ini, kecuali seizin ANTARA