Cerita Miris di Balik Lolosnya Timnas Amputasi RI ke Piala Dunia

Timnas-Amputasi-Indonesia.jpg
(Timnas Amputasi Indonesia via Kumparan.com)


RIAU ONLINE - Perjuangan Timnas Amputasi Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022 diwarnai cerita miris. Dana yang terbatas membuat mereka tak mendapatkan perlakuan selayaknya atlet profesional.

Indonesia, pada Maret lalu bertolak ke Bangladesh untuk laga kualifikasi. Indonesia tergabung di Grup Zona Asia Timur melawan Bangladesh, Malaysia dan Jepang.

Hasilnya, Indonesia meraih dua kemenangan 8-0 melawan Bangladesh dan 3-0 kontra Malaysia. Tim 'Merah-Putri' kalah dari Jepang di partai pamungkas, namun tak mengubah hasil akhir. Indonesia tetap lolos ke putaran final.

Kapten Timnas Amputasi Indonesia, Aditya menjelaskan bahwa timnya tak mendapat dukungan pemerintah saat berjuang di kualifikasi. Mereka bahkan hanya makan seadanya, seperti makanan warteg hingga nasi padang.

''Jujur saja, kemarin saat TC sebelum kualifikasi di Bangladesh, kurang lebih hanya sebulan di Jakarta. Kami semua pemain makan cuma seadanya, kadang makan makanan warteg, kadang nasi padang,'' jelasnya.

''Saya berharap [di Piala Dunia nanti] jangan sampai seperti kualifikasi kemarin di Bangladesh. Kami sebagai pemain juga butuh persiapan khusus untuk Piala Dunia, dari fasilitas hingga kebutuhan khusus pemain,'' kata Aditya, melansir Kumpara.com, Selasa, 14 Juni 2022.


Tapi, kata Aditya, semua itu bukan alasan bagi dirinya dan tim untuk berjuang agar bisa lolos ke Piala Dunia.

Timnas Amputasi Indonesia akhirnya mendapat dukungan dari pemerintah, setelah memastikan tiket ke putaran final. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali bahkan berjanji akan mendukung Indonesia di Piala Dunia Sepak Bola Amputasi 2022.

''Intinya, saya, bahkan teman-teman pemain tak ingin terulang lagi seperti masa-masa pemusatan latihan kemarin. Semoga apa yang disampaikan Pak Menteri [Zainudin Amali] di Gedung Kemenpora tidak hanya jadi wacana, tapi realita,'' kata Aditya.

''Saya juga ucapkan terima kasih ke parpol dan pihak yang sudah bantu. Tanpa dukungan mereka mungkin mimpi kami lolos Piala Dunia tak akan terealisasi,'' dirinya menambahkan.

Juru Bicara Perkumpulan Sepak Bola Amputasi Indonesia (PSAI), Vincent Mariano, menjelaskan, kebutuhkan dana untuk berlaga di kualifikasi kemarin diperoleh dari sumbangan partai politik. Meski, jumlah yang diterima menurtnya tikda cukup untuk mendanai tim ke Bangladesh.

Pengurus PSAI dan pemain, bahkan sampai merogoh kocek pribadi demi mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia. Mereka pulang ke Tanah Air juga dengan tagihan utang yang belum terbayar.

"Selama di Bangladesh kami dapat [bantuan dana] dari salah satu partai politik, anggota DPR juga support. Tapi, itu tetap masih minim. Kuota yang berangkat juga kami kurangi, Ketua Umum enggak ikut, Sekjen enggak ikut, saya sebagai juru bicara pun enggak ikut. Kami cari talangan sana-sini,'' kata Vincent.

''Iya [pakai dana pribadi], bahkan Ketum kami sampai pinjam utangan. Pengurus-pengurus, termasuk saya, juga cari dana talangan. Para pemain juga urunan untuk beli kebutuhan makanan,'' dirinya menambahkan.

Piala Dunia Sepak Bola Amputasi akan digelar di Instanbul, Turki pada Oktober 2022 mendatang. Negara-negara besar dunia seperti Inggris, Prancis, Italia, Spanyol, hingga Brasil dan Argentina juga akan ikut dalam ajang ini.