Produksi Beras di Riau Capai 130,48 Ribu Ton

bantuan-beras2.jpg
(kompas.com)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Misfaruddin, menyatakan luas panen padi di Provinsi Riau pada 2022 diperkirakan sebesar 54,32 ribu hektare dengan produksi sekitar 227,35 ribu ton gabah kering giling (GKG).

Luas panen padi tersebut mengalami peningkatan sebanyak 1,26 ribu hektare atau 2,36 persen dibandingkan luas panen padi di 2021 yakni sebesar 53,06 ribu hektare. 

"Jika dikonversikan menjadi beras, diperkirakan total produksi beras pada 2022 sekitar 130,48 ribu ton, atau mengalami kenaikan sebesar 5,67 ribu ton (4,55 persen) dibandingkan produksi beras pada 2021 yang sebesar 124,80 ribu ton," katanya, Senin, 18 Oktober 2022

Diungkapkan Misfaruddin, untuk produksi beras tertinggi pada 2022 terjadi pada Maret, yaitu sebesar 26,91 ribu ton. Sedangkan produksi beras terendah diperkirakan terjadi pada Mei, yaitu sebesar 2,17 ribu ton. 

Kondisi ini sedikit berbeda dengan tahun 2021, dimana produksi beras tertinggi terjadi pada Juli dan produksi beras terendah terjadi pada  Mei 2021.

"Namun, bila dirincikan produksi padi sepanjang Januari−September 2022 diperkirakan setara dengan 95,37 ribu ton beras, atau mengalami penurunan sebesar 12,87 ribu ton (11,89 persen) dibandingkan Januari−September 2021 sebesar 108,24 ribu ton. Sedangkan diperkirakan produksi beras sepanjang Oktober−Desember 2022 ialah sebesar 35,11 ribu ton," jelasnya.


Lebih lanjut, untuk produksi padi pada 2022 sebesar 227,35 ribu ton GKG tersebut, diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 9,89 ribu ton GKG atau 4,55 persen dibandingkan produksi padi di 2021 yaitu sekitar 217,46 ribu ton GKG.

Produksi padi tertinggi pada 2022 terjadi pada Maret sebesar 46,89 ribu ton GKG dan produksi tertinggi tahun 2021 terjadi pada Juli mencapai 42,02 ribu ton GKG. 

"Sementara produksi padi terendah pada 2022 dan 2021 terjadi di bulan yang sama, yaitu bulan Mei dengan produksi sebesar 3,78 ribu ton GKG pada Mei 2022 dan 5,69 ribu ton GKG pada Mei 2021," terangnya. 

Menurut Misfaruddin, tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2022 adalah Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Rokan Hilir, dan Kabupaten Siak. 

Sedangkan, tiga kabupaten/ kota dengan produksi padi terendah yaitu Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Rokan Hulu, dan Kabupaten Kepulauan Meranti. 

"Peningkatan produksi padi yang cukup besar pada 2022 terjadi di beberapa wilayah seperti Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis, dan Kabupaten Pelalawan. Di sisi lain, beberapa kabupaten/kota mengalami penurunan produksi padi yang cukup besar, misalnya Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kabupaten Rokan Hilir," pungkasnya. 

Produksi padi diperoleh dari hasil perkalian antara luas panen (bersih) dengan produktivitas. Luas panen tanaman padi di lahan sawah harus dikoreksi dengan besaran konversi galengan. Sementara, untuk luas panen tanaman padi di lahan bukan sawah, luas galengan dianggap tidak ada atau tidak dikoreksi dengan besaran konversi galengan. 

Produksi beras diperoleh dari hasil konversi produksi padi menjadi beras dengan menggunakan angka konversi gabah ke beras dan mempertimbangkan proporsi gabah/beras yang susut/tercecer dan untuk penggunaan nonpangan. Produksi padi dan beras dihitung pada level kabupaten/kota.