Sang Komandan Muda Sanali: Ya Akulah Polisi Indonesia, Tembaklah

Tentara-Belanda.jpg
(INSTAGRAM MATAPADI)

RIAU ONLINE - Kala itu Januari 1949, setidaknya selama sebulan telah terjadi beberapa kali serangan. Setelah Belanda melancarkan agresi militer yang kedua, gerilyawan Republik melancarkan serangan balasan terhadap pasukan Belanda.

 

Hingga membuat Belanda geram untuk segera melakukan operasi pembersihan. Operasi pembersihan oleh Belanda benar-benar terjadi pada 1 Maret 1949 yang disertai serangan ke wilayah Kandangan, tepatnya di sekitar jalur Catur-Talak-Kaetoimbo-Ngreco-Kempo.

 

Belanda akhirnya mengetahui posisi para gerilyawan yang mayoritas dipertahankan oleh para anggota polisi dari Mobile Brigade Besar (MBB). Agar Belanda tidak masuk terlalu jauh, Agen Polisi I Sakip akhirnya melakukan perlawanan hingga ia pun gugur.

Baca Juga: Sepenggal Kisah dari Kopassus: Silakan Hukum Saya, Jangan Pecat dari TNI


 

Posisi para gerilyawan yang semakin terjepit membuat Komandan Muda Sanali akhirnya tertangkap. Saat itu ia tengah sakit dan terbaring di tempat tidur serta dirawat oleh penduduk bernama Mbok Setro.

 

Mbok Setro mendapat perlakuan yang kasar dari tentara Belanda. Hal ini membuat Sanali sangat marah, Sanali pun berkata kepada Serdadu Belanda itu, "Ya, Akulah Polisi Indoesia, tembaklah!" seperti dilansir dari Instagram MataPadi, Rabu, 14 Desember 2016.

 

Tak lama kemudian, peluru-peluru panas para serdadu Belanda menghunjam tubuh Sanali yang sudah terkulai tak berdaya di tengah sakit. Akhirnya, tembakan-tembakan merubuhkan komandan muda tersebut. Sang komandan kemudian mangkat sebagai pejuang Tanah Air. Peristiwa ini kemudian diabadikan dalam Monumen Kandangan.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline