Wow, Wanita Indonesia Ini Jadi Satu-satunya Kepala Pilot Uji Wanita di Dunia

Kapten-Esther-Gayatri-Saleh.jpg
(KOMPAS.COM)

RIAU ONLINE - Kapten Esther Gayatri Saleh, satu-satunya perempuan yang menjadi chief test pilot atau kepala pilot uji di pabrik atau manufaktur pesawat udara. Hebatnya, meski ia tetap mempertahankan statusnya sebagai warga negara Indonesia dan mengabdi di Indonesia.

 

PT Dirgantara Indonesia (DI) atau Indonesian Aerospace, bahkan bangsa Indonesia patut bangga memiliki Ester Gayatri Saleh. Sejak 10 April 2015, ia menjadi Chief Test Pilot dan Flight Instuctor PTDI dan satu-satunya perempuan yang menjadi pilot uji pesawat sayap tetap, manufaktur pesawat udara di dunia.

 

Setiap manufaktur pesawat udara memiliki kebebasan untuk mengangkat siapa saja menjadi chief test pilot, yang dianggap berkredibilitas dan berpengetahuan, bertanggung jawab, mumpuni, serta memiliki keterampilan.

 

“Saat itu, tak ada orang kecuali saya. Kriteria ‘bapak-bapak’ (atasan-atasannya) mengangkat saya, pastilah dari beberapa sisi. Malam setelah pengangkatan itu, saya bilang, apa benar saya sudah mumpuni?” tutur Esther seperti dikutip di Angkasa.co.id, Sabtu, 19 November 2016.

 


“Kalau kita cari, chief test pilot di Airbus, Boeing, Embraer, dan perusahaan-perusahaan penerbangan yang memiliki manufaktur, belum ada kepala pilot uji perempuan. Di operator memang ada, tapi di manufacturing tidak ada, kecuali di sini,” ungkapnya.

 

Ternyata, posisi chief test pilot di manufaktur pesawat udara merupakan suatu prestasi, karena tak semua orang bisa terpilih dan tidak banyak yang bersedia menjalani profesi penuh resiko tersebut.

 

Esther mendapatkan lisensi menjadi seorang pilot uji dari sekolah pilot uji di Kanada di International Test Pilot School di London City pada April 2016 lalu.

 

“If your are a chief test pilot at Boeing…wow!!! Saya dibegitukan juga. Saya merasa biasa saja karena kerja saya begini saja dari dulu. Ternyata itu kedudukan yang paling tinggi di antara para test pilot. Test pilot itu sekolahnya memang beda. Pengetahuan dan risikonya juga berbeda. Untuk jadi astronot misalnya, datangnya dari test pilot,” papar Esther.

 

Posisinya membuat Esther diminta untuk menjadi anggota Internsional Test Pilot Society (ITPS). "Saya ‘disponsori’ oleh sekolah pilot uji di Kanada . Sebelumnya belum pernah ada yang minta. Saya sedang mempersiapkan data saya untuk itu,” katanya.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline