Bukan Cuma Santoso, Inilah Tokoh-tokoh yang Tewas oleh Peluru Kostrad

KOSTRAD.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE - Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) adalah bagian dari Komando utama (KOTAMA) yang dimiliki Angkatan darat dan menjadi pemukul terbesar di Indonesia.

 

Sejak berdiri, pasukan yang dirahasiakan jumlah ini selalu hadir dalam penumpasan kelompok-kelompok separatis dan berhasil menumbangkan banyak petinggi gerakan tersebut, seperti Santoso orang nomor satu kelompok separatis di Poso yang tewas tertembak seorang bintara Kostrad.

 

1. Kahar Muzakar

Pria yang merupakan petinggi dari DI/TII berpusat di Sulawesi ditembak mati di gubuk persembuniannya saat Pleton Kompi D Batalyon 330 Kostrad ditugaskan mencari Muzakar hingga ditemukan.

 

Operasi Kilat tersebut dipimpin oleh peltu Umar Sumarna, berdasarkan informasi yang diterima Pleton iu, Kamuz, sebutan Kahar Muzakar bersembunyi dalam hutan perawan di Lasolo, Sulawesi Selatan.

 

Peltu Umar dan 18 orang timnya hanya diberi tahu bahwa di tengah hutan itu hanya ada 1 radio, dan pemiliknya adalah Kamuz. Pada malam hari, tim pemburu mendengar suara radio. Setelah ditelusuri, ternyata suara radio itu berasal dari sebuah gubuk yang berada di sebuah sungai selebar 20 meter.

 

Untuk mencapai gubuk itu, tim kostrad harus mengarungi sungai dan mengendap tanpa suara. Saat pagi, tebak pukul -6.30 waktu setempat Kamuz dan anak buahnya tewas tertembak.


 

2. Rodax TT

 

Rodax TT adalag penguasa partai Uninade di Laga, Timor Timur. Pada 1995, tim intelijen tempur Kostrad diterjunkan ke Laga untuk memburu pria tersebut. Butuh waktu 3 sampai 4 bulan untuk mengejar Rodax, hingga tim tempur, Merpati Putih 4 menemukan jejak manusia di pinggir sungai.

 

Kemudian, terjadi kontak tembak intensif di sebuah rumah. Dari kontak tembak tersebut, Kopda Syamsul dan Pratu Ali berhasil menembak Rodax di pinggir jurang. Tanpa diduga Rodax yang sudah ditembak masih bergerak, Syamsul dan Ali akhirnya melempar granat ke targetnya hingga Rodax tewas.

 

3. Teuku Abdullah Syafei

 

Pada 2002, Kepada Staf Angkatan Darat (KSAD) menggelar operasi pemulihan keamadan di Aceh. Pasukan Kostrad diperintahkan untuk memburu Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Teuku Abdullah Syafei.

 

Usai mendarat di tanah Aceh, butuh waktu setahun untuk mengendus dan menyerbu markas Syafei dan terpaksa menembak Syafei yang tengah bersama istrinya. Tim tidak menyangka bahwa Syafei berada di sana adalah panglima GAM, kemudian Dansatgas bersama rombongan dan seorang adik Syafei mengkonfirmasu bahwa seorang target yang tewas adala Teuku Abdullah Syafei.

 

4. Santoso

 

Pada 18 Juli 2016, secara resmi Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian menyatakan bahwa tim Operasi Tinambala yang merupakan operasi gabungan TNI-Polri berhasil menemukan tempat persembunyian Santoso.

 

Santoso, target utama operasi tersebut terpaksa ditembak mati usai melakukan perlawanan dan melarikan diri. Serda Firman, yang merupakan penembak sekaligus Komandan Tim Alfa 29 dari Yonif 515 Kostrad berhasil menewaskan Santoso saat tengah bersama lima pengikutnya.

 

Sumber: Angkasa.co.id