Kerusakan Pagar Kantor Gubernur Diklaim Rp 50 Juta, Mahasiswa: Lucu Sekali

Demo-Mahasiswa-UIN-Suska-di-Kantor-Gubernur.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/SAAN)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Mahasiswa heran atas klaim yang dilakukan pemerintah Provinsi Riau menyebutkan gerbang pagar Kantor Gubernur Riau Yang dirusaks massa sebulan lalu seharga 50 juta. Klaim tersebut dianggap mahasiswa terlalu berlebihan, sebab dengan uang Rp 5 juta diperkirakan sudah dapat membangun gerbang pagar jauh lebih mewah.

 

Presiden mahasiswa Universitas Islam Riau, Pirka Maulana menganggap klaim tersebut tidak masuk akal sekedar untuk mendapatkan proyek. Bersama puluhan massa dari Front Rakyat Riau Bebas Asap Bersama Aliansi Mahasiswa Riau Melawan Asap mereka melakukan orasi di depan pagar yang sudah sebulan lebih rusak terbengkalai. (KLIK: Massa Forba Gelar Sidang Rakyat Kasus Asap)

 

"Lihatlah, pagar yang seperti ini saja harganya sangat fantastis, 50 juta. Dalam laporan aduan dari Plt Gubernur kepada Polresta Pekanbaru, kerugian mereka atas rusaknya gerbang ini sebesar 50 juta. Sangat lucu sekali. Padahal dengan 5 juta saja jika diberikan, mahasiswa dapat membuat gerbang yang lebih mewah bak istana. Jauh lebih indah dari pada ini. Lalu 50 juta itu bagaimana bisa?" ungkap Pirka dalam aksi, di depan gerbang pagar Kantor Gubernur Riau yang masih rusak.

 

Massa mahasiswa langsung bersorak. Mereka berteriak mengatakan 50 juta hanya untuk mendapatkan proyek dan dikorupsi. "Sisa duitnya pasti dikorupsi tuh. Atau memang niat banget buat menjarain mahasiswa," celetuk salah seorang mahasiswa, Kamis (5/11/2015).


 

Massa gabungan ini menuntut agar pemerintah menghentikan upaya kriminalisasi terhadap mahasiswa yang melakukan aksi. Mahasiswa beralasan kerusakan tempo hari diakibatkan oleh pemerintah yang tak mau membuka pintu gerbang meskipun jam kerja masih berlangsung. Pemerintah tak mau menerima massa ketika itu datang baik-baik ingin berdialog. (LIHAT: Jokowi Bentuk Badan Khusus Tangani Asap)

 

"Pemerintah itu harusnya menangkap para cukong, para koruptor dan para pembakar lahan yang menyengsarakan jutaan rakyatnya. Bukan malah mengkriminalkan mahasiswa yang hendak menyampaikan aspirasinya. Pemerintah itu kalau tak mau dikritik silahkan mundur!" tegas Pirka.

 

Massa kemudian menggalang dana untuk mengganti kerusakan pagar yang berujung kriminalisasi mahasiswa itu. Mereka menganggap pemerintah telah mempermalukan dirinya sendiri dengan melaporkan kerusakan yang diakibatkan ulahnya.

 

"Jika pemerintah tak malu, segenap mahasiswa UIR beserta mahasiswa se-Riau akan mengumpulkan dana untuk mengganti kerusakan tersebut. Pemerintah hari ini pada dasarnya memang tak tahu malu," tandasnya.