RIAU ONLINE, SIAK - Pemadaman empat titik kebakaran lahan dan hutan (karhutla) di Kabupaten Siak mengerahkan helikopter water bombing.
Ternyata, operasional helikopter water bombing tersebut menghabiskan anggaran Rp 200 juta untuk satu jam terbang dalam pemadaman tersebut.
Besaran biaya tersebut diungkap Kepala Daops Manggala Agni Sumatera VI-Siak, Ihsan Abdillah, saat mengikuti rakor pengendalian karhutla beberapa waktu lalu di Polres Siak.
"Biaya operasional menggunakan helikopter (water bombing) untuk pemadaman kebakaran hutan dan lahan, satu jam terbang mencapai Rp 200 juta," ucap Ihsan Abdillah.
Anggaran yang dikeluarkan untuk menyewa operasional helikopter water bombing tersebut bersumber dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Badan Daerah (BPBD) Riau untuk penanganan bencana karhutla di wilayah Riau pada 2024.
“Misalkan dalam satu hari terbang padamkan api 4 jam, itu biaya operasionalnya sama dengan Rp800 juta, kalau di kali 3 hari uangnya mencapai Rp2,4 miliar,” paparnya.
“Begitu mahalnya biaya penanganan karhutla ini,” sambungnya.
Meski begitu, Plt Kepala BPBD Siak Herianto mengaku sangat terbantu dalam pemadaman karhutla beberapa waktu lalu di Siak melalui udara.
Ia menyebutkan, empat titik karhutla yang dibantu pemadaman menggunakan helikopter water bombing di antaranya di Kecamatan Sungai Apit, Dayun menggunakan 3 helikopter, Pusako 1 helikopter, Mandau 3 helikopter.
Namun, BPBD Siak mengaku tidak mengetahui besaran biaya operasional helikopter water bombing selama pemadaman karhutla di Siak.
"Kita BPBD Siak tidak tahu soal biaya operasional, itu urusannya BPBD Provinsi. Ketika ada karhutla di Siak dan harus dibantu pemadaman menggunakan heli water bombing kita ajukan. Berapa heli yang turun dan berapa jam kita nggak mencatat," ucap Herianto kepada RIAU ONLINE, Siak, Rabu 7 Agustus 2024.
Selain itu, kata dia, lahan yang terbakar didominasi gambut, sehingga menyulitkan dalam pemadaman, seperti di Tasik Betung Kecamatan Mandau.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada BPBD Provinsi Riau, termasuk PT Arara Abadi yang telah membantu padamkan api di Teluk Lancang Mandau menggunakan heli,” kata dia.
Menurut Heri, pemadaman melalui darat jangkauan personel sangat minim dan terbatas.
Karhutla terjadi di hutan yang lebat di tambah suplai air di lokasi sangat terbatas, asap tebal dan angin cukup kencang, pemadaman melalui udara dinilai lebih efektif.
“Karhutla ini bencana tahunan yang harus kita antisipasi bersama, seperti saat ini, kita tak bisa santai-santai. Posisinya siap siaga ada api siap meluncur menuju titik api,” tegasnya.
Kabupaten Siak terdapat 71 kampung yang rawan karhutla, Heri minta pemerintah kampung agar dapat mengimbau warganya untuk tidak membakar lahan saat musim kemarau seperti sekarang.