RIAU ONLINE, PEKANBARU-Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Riau untuk periode September 2023 mencapai sebesar US$1.613,84 Juta. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 5,84 persen dibanding ekspor Agustus 2023.
Penangungjawab Kegiatan Statistik Distribusi BPS Provinsi Riau, Fitri Haryanti, mengatakan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada bulan yang sama September 2022 juga terjadi penurunan sebesar 11,15 persen.
"Terkait dengan ekspornya sendiri untuk kondisi ekspor Riau pada September 2023. Itu nilainya sebesar US$1.613,84 Juta. Kalau kita ingin membandingkan, tentu kita harus bandingkan dengan bulan sebelumnya atau tahun sebelumnya. Kalau kita bandingkan ekspor 2023 dengan bulan Agustus itu terjadi penurunan sebesar 5,84 persen karena nilai ekspor dibulan Agustus itu US$1.713,92 Juta,"ujarnya saat diwawancarai RIAUONLINE.CO.ID, Selasa 31 Oktober 2023.
Ia merincikan, yntuk ekspor migas di Provinsi Riau pada bulan September sebesar US$1.447,46 Juta, dibandingkan dengan Agustus 2023 atau bulan sebelumnya turun 7,61 persen.
"Kalau yang migas itu nilanya sebesar US$166,38 Juta, dan naik 12,95 persen dibanding dengan bulan sebelumnya.
Kalau kita mau berbicara ekspor kita harus melihat dan harus bisa membedakan antara migas atau non migas," tambahnya.
Fitri menjelaskan, faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan atau penurunan jika ekspor Riau itu 89,69 persen non migas. Kemudian 88 persen dari indsutri pengelolaan, lalu dari yang non migas tadi didominasi dengan lemak dan minyak hewan atau nabati sebesar 55,20 persen jadi sangat dipengaruhi oleh Crude Palm Oil (CPO).
"Berarti terjadinya peningkatan dan penurunan, CPO sangat berpengaruh ke nilai ekspor Provinsi Riau. Kalau yang September kemarin karena produksinya turun nilai CPOnya juga turun," jelasnya.
Menurutnya, untuk mengatasi hal tersebut bukan ranah BPS lagi, karena BPS fungsinya hanya mendata kondisinya seperti apa. Sehingga kebijakan untuk meningkatakan produksi dan meningkatkan CPO itu lebih tepatnya ke instansi terkait.
"Jadi kami hanya menyarankan lebih tingkatkan lagi produksi CPO supaya ekspornya menjadi lebih meningkat, lalu menstabilkan harga CPO atau meningkatan harga CPO," tutupnya.
Artikel ini ditulis Annisa Alzikri, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di RIAU ONLINE