Penyebab Kenaikan Harga Minyak Goreng November 2021

Penyebab-Kenaikan-Harga-Minyak-Goreng-November-2021.jpg
(istimewa)

Laporan Linda Mandasari

RIAUONLINE, PEKANBARU-Pada awal November 2021, harga minyak goreng mengalami kenaikan. Lonjakan harga minyak goreng tersebut terjadi di berbagai daerah khususnya di kota Pekanbaru.

Harga bahan sembako pun ikut naik. Hal ini membuat konsumen menjerit, merasakan dampak kenaikan harga minyak goreng.

Saat ini Riau online akan membahas mengenai Harga minyak naik, Penyebab Kenaikan Harga Minyak Goreng November 2021, simak ulasannya berikut ini.

1. Harga minyak kelapa sawit mentah di atas US$1400 per metrik ton

Kenaikan harga minyak goreng disebabkan karena harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) internasional yang sudah mencapai di atas US$1400 per metrik ton.

Selain itu, produsen minyak goreng domestik belum terintegrasi secara baik dengan produsen CPO.

Entitas bisnis produsen minyak goreng yang tidak terhubung dengan industri hulu, mengakibatkan harga komoditas strategis mengikuti tren yang ada di pasar internasional.


Dengan begitu, produsen minyak goreng dalam negeri harus membeli CPO sesuai dengan harga pasar lelang dalam negeri, yaitu KBPN Dumai yang juga terkorelasi dengan pasar internasional.

Akibatnya, apabila terjadi kenaikan harga CPO internasional, maka harga CPO di dalam negeri juga turut menyesuaikan harga internasional.


Harga jual yang dipasarkan oleh industri penghasil minyak goreng sama dengan harga CPO yang sudah ditambahkan dengan biaya olah, biaya kemasan, dan biaya ongkos angkut.

Dengan demikian, harga jual yang mereka lakukan adalah sesuai dengan kondisi lapangan dan kini para produsen minyak goreng sudah tidak bisa lagi mengikuti harga patokan yang ditetapkan oleh regulator.


2. Kurangnya pasokan bahan baku di pasar minyak nabati dan lemak secara global

Kondisi pasar minyak nabati dan lemak global tengah mengalami kekurangan pasokan. Akibat dampak pandemi dan cuaca buruk. Produksi minyak di beberapa negara mengalami penurunan sehingga menyebabkan melonjaknya harga komoditas minyak goreng.

produksi CPO di Malaysia juga menurun akibat kekurangan tenaga kerja untuk memanen buah sawit. Berdasarkan data panel harga rata-rata minyak goreng secara nasional 27 Oktober mencapai Rp16.230 per liter, meningkat Rp 150 atau 0,93% dibandingkan pada hari sebelumnya.

diprediksikan kenaikan harga sawit masih akan terjadi, setidaknya hingga kuartal 1 2022 mengingat kedua faktor menghambat produksi minyak goreng yaitu karena dampak pandemi covid 19 dan cuaca buruk. supply dan demand terjadi kepincangan maka pasokan minyak dunia sangat berkurang.

 

Harga minyak global anjlok di tengah pandemi covid 19 yang menyebabkan permintaan terus merosot. patokan harga minyak Eropa, ya itu brent crude turun menjadi sekitar 16 dolar (rp249.248) per barel di pasar Asia.

Angka terendah selama lebih dari 20 tahun. sementara di Amerika serikat harga turun di bawah nol untuk pertama kalinya.

Sekian informasi mengenai Harga minyak naik, Penyebab Kenaikan Harga Minyak Goreng November 2021. Semoga informasi yang telah Riau Online berikan bermanfaat bagi pembaca.