Soal THR Penuh, Perusahaan Perlu Kompromi Dengan Karyawan

Dr-Edyanus-Herman-Halim2.jpg
(Robi Susanto/Riau online)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Pengamat ekonomi Riau, Edyanus Herman Halim menilai kebijakan Menteri Tenaga Kerja yang mewajibkan THR penuh sudah tepat. Menurutnya perusahaan harus memperhatikan Pekerja yang sedang kesulitan di masa pandemi ini.

"Jangan sampai perusahaan tidak memperhatikan kondisi pegawai. Perusahaan pandemi, pegawai juga pandemi juga. Kita cari saja resultan dampaknya," jelas Edyanus.

Menurutnya, perusahaan perlu memperhatikan kondisi psikologis karyawan dalam momentum ini. Jangan sampai merasa tidak dipedulikan produktivitas kerja justru menurun.

"Perusahaan juga perlu memperhatikan kondisi psikologis karyawan. Karena dampaknya bisa jangka panjang, produktivitas kerja bisa menurun," jelasnya.

Terkait sejumlah sektor yang terkena imbas akibat pandemi, Edyanus menyebut butuh kompromi antara perusahaan dan pekerja mengenai kondisi riilnya.

"Sektor traveling, hotel, dan restoran itu parah. Tapi restoran sudah mulai membaik. Sektor ini butuh kompromi. Setiap perusahaan ada serikat pekerja, seharusnya bisa berunding dengan perusahaan baiknya bagaimana," jelasnya.

Akademisi Fakultas Ekonomi Bisnis UNRI ini menyebut  bila dipaksakan mengeluarkan THR penuh bukan tidak mungkin perusahaan kolaps dan justru merugikan karyawan.

"Pekerja juga tidak bisa memaksa, kalau dibayarkan penuh perusahaan bisa oleng juga. Karyawan juga bisa rugi. Terpenting melakukan negosiasi bersama, transparansi kondisi perusahaan. Itulah yang disepakati, Jangan pula dibohongi" paparnya.

Edyanus menilai dalam kondisi seperti ini tak salah apabila perusahaan sedikit berkorban dengan memberi THR diluar dari keuntungan perusahaan.

"Mungkin saatnya ada pengorbanan, jika sebelumnya 100 persen dari keuntungan mungkin kali ini perlu dikeluarkan dari free cash, dari dana-dana yang menganggur," tutup Edyanus.