Ahmiyul Rauf: Jangan Bicara PI, Anak Riau Harus Bisa Kuasai Blok Rokan

Blok-rokan2.jpg
(istimewa)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Ahli Geologi, Ahmiyul Rauf menyebut paradigma pengelolaan Blok Rokan harus diubah. Tidak semata melihat dari keuntungan ekonomi jangka pendek tetapi dari sosial-ekonomi yang berdampak lebih panjang.

"Harusnya melihat Blok Rokan itu bukan semata dari sisi bisnis, tetapi dari sosial ekonomi," ujar Ahmiyul Rauf, Rabu, 23 Februari 2021.

Alih-alih membicarakan Participating Interest atau hak Business to Business menurutnya lebih penting membicarakan kesepakatan peningkatan sumber daya manusia dengan Pertamina Hulu Riau.

"Carilah sisi keuntungan terbesar yang tidak bisa dibeli dengan uang yaitu sumberdaya manusia," ujar Rauf.

Menurut Rauf, hal ini dapat dibangun bertahap untuk mengimbangi masa kerja PHR di blok Rokan.


"Kerjanya bertahap, minyak itu masih banyak. 20 tahun itu kan masih lama. Hari pertama Pertamina masuk, tuntutan kita sekolahkan orang Riau, ambil yang terbaik dari seluruh Provinsi kirim ke jurusan perminyakan geologi terbaik ke luar negeri," ujarnya.

Menurut Rauf, tidak cukup hanya di dalam negeri sebab jika berkuliah di luar negeri kemampuan bahasa Inggris adalah jaminan mengingat bisnis yang dijalankan adalah bisnis internasional.

"Karena ini berhubungan dengan bisnis internasional, agar ia pede. Tidak lama, empat tahun cukup, kan mereka cerdas-cerdas."

Cara ini diadopsi Rauf ketika menjadi pekerja di Petronas Malaysia yang saat ini menjadi salah satu perusahaan minyak raksasa mengungguli Pertamina yang notabenenya tempat Petronas belajar.

"Melihatnya jangan untuk besok, jangka panjang. Itu yang saya lihat di Petronas. Saya di sana tidak hanya bekerja, tetapi juga menjadi mentor. Itu yang perlu disiapkan," ujarnya.

Menurut Rauf sudah saatnya bicara level pemimpin di Pertamina Hulu Rokan. Masa membicarakan hak selaku karyawan sudah dimulai sejak masa Chevron mengelolanya.

"Jangan kroco, ini calon pemimpinnya kita cari. Jika dia jadi pemimpin dia lah yang akan menentukan jalannya perusahaan ini (PHR)," tutup Rauf.