Bebaskan Meranti dari Karhutla, Bupati Irwan Nasir Kerjasama dengan PT RAPP

PT-RAPP13.jpg
(Humas Meranti)

RIAU ONLINE, MERANTI-Kabupaten Kepulauan Meranti kerap menjadi langganan kebakaran hutan setiap musim kering melanda. Ada 10 desa yang kerap terbakar akibat musik kemarau.

Dengan adanya dukungan perusahaan kertas terkemuka di Asia, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), upaya untuk menuntaskan permasalahan itu semakin terlihat nyata.

Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasir melakukan penandatanganan kesepakatan (MoU) Program Desa Bebas Api Tahun 2020 dengan PT Riau Andalan Pulp dan Paper (RAPP).

Rapat pencegahan dan penanggulangan Karlahut di Kepulauan Meranti di Ballroom Hotel Grand Meranti, Selatpanjang, beberapa waktu lalu.

Dalam program tersebut 10 Desa di 2 Kecamatan langganan Karlahut menjadi fokus pencegahan dan penanggulangan Karlahut di Kepulauan Meranti.

Turut hadir dalam kegiatan itu, Ketua DPRD Meranti Jack Ardiansyah, Kapolres Kepulauan Meranti AKBP. Taufik Lukman, Danramil Selatpanjang Mayor Inf Bismi Tambunan, Manager Operasional PT RAPP Susilo Sudirman.

Penandatanganan MoU langsung dilakukan oleh Manager Operasional PT RAPP Susilo Sudirman dan Bupati Meranti Irwan diikuti Kapolres Meranti, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kepala Desa di 10 wilayah Program Bebas Api.

Seperti disampaikan Manager Operasional PT RAPP Susilo Sudirman, RAPP menilai Riau khususnya Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki banyak hutan tropis dan rawa gambut kondisi ini perlu menjadi perhatian semua pihak khususnya dimusim kemarau yang rentan terjadi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).

Untuk itu memasuki musim kemarau saat ini, PT RAPP mulai fokus menjaga area konsesi perusahaan dan sekitarnya dari terjadinya Karlahut.

"Karena kita sering lupa untuk mencegah terjadi Kebakaran Hutan padahal mencegah lebih baik daripada memadamkan," ujar Susilo.

Dan PT RAPP dikatan Susilo akan terus hadir dan berupaya untuk meningkatkan sinergitas dengan Pemerintah Daerah, TNI/Polri serta masyarakat untuk bersama-sama mencegah dan menanggulangi Karlahut.


"Seperti yang selalu ditekankan pimpinan kahadiran kami (PT. RAPP), bukan sebagai tamu tapi merupakan bagian dari masyarakat untuk sama-sama menyelesaikan PR besar yakni mencegah terjadinya Karlahut," ucapnya.

Sekedar informasi, Program Desa Bebas Api ini pertama kali digulirkan oleh PT RAPP pada Tahun 2015 lalu dan selama 4 tahun berjalan mendapatkan hasil yang cukup signifikan bagi pencegahan Karlahut diwilayah Kepulauan Meranti.

"Sebelum program ini berjalan luas kebakaran hutan di Meranti mencapai 750 Ha, kini hanya berkisar 0.5 persen saja," jelasnya.

Adapun 10 wilayah yang masuk Program Desa Bebas Api Tahun 2020 ini adalah :

Kecamatan Merbau (Desa Belitung, Lukit, Pelantai, Mekar Sari, Mayang Sari), Kecamatan Tasik Putri Puyu (Desa Putri Puyu, Kudap, Dedap, Mekar, Delima).

Nantinya PT RAPP disamping melakukan penanggulangan Karlahut, juga akan melakukan sosialisasi antisipasi Karlahut disekolah-sekolah, pemutaram film, dan sosialisasi di pasar-pasar.

Menyikapi hal tersebut, Bupati Kepulauan Meranti Drs. H. Irwan M.Si, mengucapkan apresiasi kepada PT. RAPP yang telah menggagas program peduli api, menurutnya program ini sangat baik dalam menjaga ekosistem dan lingkungan dari kebakaran.

Ia berharap dengan adannya MoU ini, bencana Karlahut yang sempat memporak porandakan huta, gambut Meranti ditahun 2014 silam tidak terjadi lagi.

"Jangan sampai ditahun 2020 ini Karlahut kembali marak," ucap Bupati.

Dikatakan Bupati, saat ini Meranti dihadapi dua kondisi yang sulit pertama dampak Pandemi Covid-19 yang membuat anjloknya ekonomi, terganggunya kesehatan, serta sosial.

Kedua musim kemarau yang berpotensi menimbulkan kebakatan hutan dan lahan agar dapat mengatasinya tak ada cara lain selain menggalang kerjasama dengan semua unsur yang ada untuk bersama-sama menyelesaikan masalah tersebut.

Lebih jauh dikatakan Bupati, semua layak bersyukur karena sejak digulirkannya Program Desa Bebas Api telah mampu menekan angka Karlahut di Meranti khususnya di dua Kecamatan yakni Tasik Putri Puyu dan Merbau tepatnya di Desa Putri Puyu, Lukit dan Tj. Padang.

Ia berharap kondisi itu dapat terus dijaga melakui aksi nyata dilapangan, karena mencegah lebih baik daripada memadamkan yang akan merepotkan semua pihak dan yang tak kalah penting menghabiskan sumber daya.

"Mencegah lebih baik daripada memadamkan karena jika terjadi kebakaran akan menghabiskan sumberdaya yang tidak sedikit," paparnya lagi.

Terakhir untuk mengoptimalkan pencegahan Karlahut Bupati Irwan mengintruksikan kepada BPBD dan Satpol PP Meranti untuk kembali melayangkan surat edaran kesiap-siagaan kesemua Kecamatan dan Desa untuk bersiap menghadapi musim kemarau.

"Saya minta aktifkan kembali Masyarakat Peduli Api, Cek smua peralatan, Sumber Air (Embung) dan semua yang diperlukan. Karena ini bukan masalah baru, kita semua tahu lokasi rawan Karlahut mari bersama diantisipasi jangan sampai terjadi Karlahut," tegas Bupati.

Hal senada juga ditimpali oleh Kapolres Meranti AKBP Taufik Lukman, menurutnya kesepakatan bersama ini sangat baik dalam menanggulangi Karlahut memasuki kemarau saat ini.

Ia berharap Karlahut yang cukup besar terjadi ditahun 2019 dengan luasan 589 Ha, tidak terjadu lagi.

"Pada Bulan Maret sampai April lalu sempat terjadi kebakaran hutan seluas 34 Ha, namun kita berharap jangan sampai kejadian tahun 2019 terulang lagi," harapnya.