Covid-19 Bikin Ekonomi Riau Lesu, Gubernur Keluarkan Jurus Andalan

Syamsuar3.jpg
(istimewa)

Laporan LUKMAN PRAYITNO

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Lesunya perekonomian masyarakat karena pandemi covid-19 dalam beberapa bulan terakhir mendapat perhatian serius dari Gubernur Riau Syamsuar.

Orang nomor satu Riau itupun tengah menyiapkan Peraturan Gubernur (Pergub) agar bisa menggerakkan perekonomian masyarakat.

Menurut Gubri, disamping menjaga kesehatan selama pandemi, perekonomian yang Lesu juga harus segera dipulihkan.

Karena tanpa perbaikan ekonomi, kondisi masyarakat juga jadi memprihatinkan karena lesunya ekonomi.

"Ini harus berbarengan, kesehatan dijaga, ekonomi juga dijaga. Disamping menggerakkan belanja pemerintah, kegiatan menyangkut masyarakat juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat," ujar Gubri, Rabu 29 Juli 2020.


Untuk itu Syamsuar menyiapkan Pergub agar pemulihan perekonomian disamping penanganan covid-19 bisa cepat terealisasi.

Pergub in nantinya juga disejalankan dengan kebijakan pemerintah kabupaten/kota.

"Kebijakan kita berupa Pergub akan kita keluarkan agar ekonomi kecil menengah bisa berjalan. Nanti disejalankan kebijakan pemerintah daerah dan kabupaten/ota agar perekonomian mikro bisa diangkat kembali," tambahnya.

Disisi lain, pedagang kantin masih terpuruk akibat liburnya sekolah karena Covid-19. Merekapun kelabakan karena kehilangan sumber utama pendapatan.

Seperti diungkapkan Eka (44) warga Rumbai Pesisir, pedagang kantin SMP ini sempat tiga bulan tidak berjualan.

Namun sejak sepekan terakhir ia membuka kantin kecil didepan rumahnya.

"Sempat tiga bulan tidak berjualan. Sekarang sudah berjualan lagi, namun pendapatan dari kantin depan rumah dengan sekolah sangat jauh berbeda. Kalau di sekolah bisa dapat Rp300 ribu sampai Rp350 ribu sehari. Sedangkan di rumah hanya Rp60 ribu sampai Rp90 ribu sehari. Artinya keuntungan hanya sekitar Rp20 ribuan per hari," ungkapnya.

Sehingga ia hanya bisa mendapatkan keuntungan antara Rp20 ribu hingga Rp30 ribu per hari.

Itupun hanya cukup untuk membayar kontrakan Rp600 ribu sebulan.

"Hanya cukup untuk sewa kontrakan dan listrik saja. Untuk biaya makan tidak cukup. Makanya kami sangat berharap bisa dibantu oleh pemerintah selama libur sekolah," harapnya.