Ketua Fraksi PAN DPRD Riau: Gubernur Syamsuar Gerakannya Lamban Sekali Tangani Covid-19

Gubernur-Riau-Drs-Syamsuar-MSi.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/DISKOMINFOTIK)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Ketua Fraksi PAN DPRD Riau, Zulfi Mursal angkat bicara terkait meningkatnya kasus pasien positif Corona dari yang semula hanya tiga, naik menjadi tujuh dan hari ini menjadi sepuluh.

 

Dikatakan Zulfi, kalau lah Syamsuar selaku Gubernur Riau mendengarkan saran dan masukan dari fraksi PAN beberapa hari yang lalu, tentu Syamsuar sudah bisa menentukan sikap untuk mencari solusi menghentikan penyebaran ini.

 

"Tapi nampaknya Gubernur ini gerakannya lamban sekali, tugasnya hanya menyampaikan kabar penambahan terus. Tanpa diiringi solusi konkrit," kata Zulfi, Jumat, 3 April 2020.

 

Adapun dalam surat yang dilayangkan oleh Fraksi PAN pada Senin lalu, Fraksi sudah meminta kepada Gubernur agar segera membangun komunikasi dengan kabupaten kota dalam mendata masyarakat secara keseluruhan.

 


Pendataan ini, sambungnya, bertujuan untuk memastikan masyarakat bisa aman dan nyaman di dalam rumah sehingga penyebaran ini bisa di putus mata rantainya.

 

"Kalau saran kita didengar, pasti hari ini Gubernur sudah dapat informasi terkait kekuatan APBD setiap kabupaten kota dalam melakukan lockdown parsial seperti yang diminta masyarakat," katanya.

 

Intinya, lanjut Zulfi, Gubernur tak bisa bekerja sendiri, namun harus dilakukan bersama dan tentunya koordinasi dengan pemerintahan dibawahnya. 

 

"Gubernur koordinasi dengan kabupaten kota, kabupaten kota koordinasi dengan camat, dan camat koordinasi dengan penghulu. Kalau sudah tersusun sampai ke bawah, kita bisa cari tahu mana daerah yang mesti ditangani cepat," tegasnya.

 

Kondisi sekarang, jelas Zulfi, Orang Dalam Pemantauan (ODP) sudah mencapai 20ribu lebih dan tifak menutup kemungkinan mereka akan naik statusnya menjadi Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan PDP ini juga berpotensi menjadi pasien positif.

 

Ini masih dalam tahap memutus mata rantai di tengah masyarakat, belum lagi skema pencegahan dari kedatangan ribuan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia.

 

"Kalau TKI ini tidak bisa tertangani dengan baik, mereka kan pulang ke kampungnya. Nauzubillahiminzalik penyebaran akan sampai ke pelosok desa," tutupnya.