Cegah Karhutla, Kapolda Riau Gandeng Akademisi Lakukan Pemetaan

polda-dan-akademisi.jpg
(istimewa)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Kepolisian Daerah Riau terus melakukan inovasi sebagai upaya menekan dan mencegah kebakaran hutan dan lahan. Setelah meluncurkan aplikasi berbasis Android, Dashboard Lancang Kuning, Polda Riau kini menggandeng akademisi Universitas Riau dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Pekanbaru.

Kolaborasi diawali pertemuan Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi bersama Direktur Pusat Studi Bencana UNRI, Rektor UIN Suska dan beberapa Stakeholder lainnya untuk membahas Prediksi Titik Api Dan Kebakaran Hutan Riau di ruang Tribrata Polda Riau, Jumat pagi.

Selain perwakilan dari UIN Suska dan UNRI, Diskusi ini juga diikuti oleh sekitar 25 orang pakar di bidang masing seperti dari dari BMKG, BPS, Karo AAKK UIN Suska Riau, Kepala PTIPD, Pejabat Utama Polda Riau beserta beberapa stakeholder terkait Karhutla yang selalu concern dengan Karhutla Riau.

Analis BMKG Pekanbaru Marzuki mengatakan bahwa kondisi cuaca di Provinsi Riau masuk dalam kategori rawan Karhutla. Untuk itu, ia juga mengatakan BMKG telah melakukan pemetaan.

"Pada tahun ini kami memprediksi musim kemarau masih dalam kapasitas normal. Puncak musim kemarau di Riau terjadi di bulan Juli dan Agustus dan bulan September masuk ke musim peralihan," katanya.


Ia juga mengatakan bahwa BMKG sangat tertarik dengan aplikasi dashboard Lancang Kuning karena cukup update dan banyak informasi tersedia tentang karhutla.

Sinta Haryati Silvana dari Pusat Studi Bencana Universitas Riau (UR) juga mengatakan aplikasi dashboard Lancang Kuning, mengingat sistemnya yang sangat bagus dalam penanganan emergency.

“Saya juga berharap agar aplikasi dasboard Lancang Kuning dapat di kolaborasi dengan prediksi yang sudah disampaikan oleh para peneliti. Sehingga aplikasi ini menjadi lebih kaya dengan data dan dapat memprediksi dengan lebih akurat," ujar Sinta.

Di bagian akhir diskusi, Irjen Pol Agung mengatakan bahwa Polda Riau telah menggagas acara bertajuk SJR (Sumatera Jungle Run) pada tanggal 11 April 2020 depan.

Event ini merupakan lomba lari yang mengambil rute wilayah Hutan di Riau. Dengan event ini kita bisa melihat hasil dari upaya kita dalam penanganan karhutla pada musim kemarau pertama, karena event Sumatera Jungle Run tidak bisa dilaksanakan apabila banyak terjadi karhutla.

Dikatakan Agung bahwa Aplikasi Lancang Kuning bukan hanya untuk Polda Riau namun untuk masyarakat Riau, tempat menampung saran, ide dan tindakan. Kolaborasi dengan semua pihak, seperti yang disampaikan juga oleh rektor dan peneliti, menjadi hal yang penting.

Agung juga berharap semoga semua stakeholder termasuk masyarakat Riau menemukan formula yang tepat untuk membuat pekerjaan cegah Karhutla ini bisa selesai dengan baik.

“Diskusi ini adalah kolaborasi pertama kita. Dan kita harapkan kedepan, bisa kita lanjutkan dengan formulasi yang sudah kita diskusikan hari ini. Kami mempersilahkan relawan dan pusat studi bencana untuk menggunakan aplikasi ini dalam studi nya di Universitas,” ujar Agung sambil menutup sesi diskusi.