Eksekusi Lahan di Gondai Diwarnai Ricuh

konflik-lahan.jpg
(istimewa)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Perintah eksekusi oleh Mahkamah Agung atas perkebunan sawit di Desa Gondai, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau, diwarnai aksi ricuh menyebabkan sejumlah warga dan aparat terluka.

Kapolres Pelalawan, AKBP Hasyim Risahondua mengatakan insiden itu terjadi Selasa siang, 4 Februari 2020. Namun saat ini, tuturnya, situasi telah berhasil dikendalikan.

"Iya, hanya spontan dari masyarakat. Situasi sudah kondusif ya," kata Kapolres Pelalawan, AKBP Hasyim Risahondua.

Ia mengatakan, sedikitnya tiga anggota Polisi terluka dalam insiden itu. Bahkan, ada seorang anggotanya mengalami luka akibat sabetan senjata tajam.

Meskipun begitu, jelas Kapolres Pelalawan ini, tidak ada diamankan pascainsiden tersebut.

"Kita minta semuanya menahan diri. Yang jelas saat ini situasi telah kondusif," katanya lagi.


Sementara itu, Kepala Bidang Hubugan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Riau, Kombes Pol Sunarto membenarkan apa disampaikan Kapolres Pelalawan.

Sunarto mengatakan, beberapa anggotanya juga menjadi korban dari lemparan batu.

Namun, Sunarto belum bisa menjelaskan secara rinci perisitiwa tersebut karena belum ada laporan resmi dari Polres setempat.

Informasi dirangkum Selasar Riau, bentrokan itu dipicu eksekusi lahan milik petani plasma PT Peputra Supra Jaya di Desa Gondai. Masyarakat sejak akhir Januari 2020 lalu menolak eksekusi itu membuat tenda-tenda darurat untuk melindungi kebun mereka dari eksekusi yang dilaksanakan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Riau.

Eksekusi itu sejatinya merupakan pelaksanaan dari putusan Mahkamah Agung Nomor: 1087 K/Pid.Sus.LH/2018 dengan objek lahan perkebunan kelapa sawit pada kawasan hutan negara seluas 3.323 hektare.

Hingga kini, lebih dari 2.000 hektare lahan sawit perusahaan yang telah dieksekusi. 
Saat ini, kegiatan eksekusi berupa penebangan sawit menggunakan puluhan alat berat itu mulai masuk ke dalam perkebunan sawit plasma masyarakat.

Kuasa hukum petani Asep Ruhiat menambahkan akibat bentrokan itu tiga warga juga dilaporkan terluka pada bagian kepala akibat lemparan batu.

"Dilaporkan ada tiga orang masyarakat terluka akibat lemparan batu," kata Asep.

Asep menjelaskan bentrokan terjadi ketika puluhan petani menghadang alat-alat berat yang menuju ke perkebunan sawit mereka. Dia mengaku menyayangkan kejadian ini.