TNI AU kerahkan Super Puma cari korban kapal karam di perairan Rupat

super-puma.jpg
(istimewa)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin mengerahkan satu unit helikopter untuk memperkuat tim gabungan Basarnas dan kepolisian yang kini tengah melakukan pencarian penumpang kapal karam di perairan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau.

Kepala Dinas Operasi (Kadisops) Lanud Roesmin Nurjadin Kolonel Pnb Jajang Setiawan mengatakan, pengiriman helikopter super puma dilakukan setelah Basarnas berkoordinasi dengan pangkalan militer tersebut dan diizinkan oleh kepala staf angkatan udara serta komandan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru Marsma TNI Ronny Irianto Moningka.

"Kami memberikan dukungan dengan mengerahkan satu helikopter Super Puma Hotel-3216 sesuai dengan permintaan Basarnas," katanya.

Ia melanjutkan bahwa saat ini helikopter sudah berada di lokasi tenggelamnya kapal yang diduga mengangkut TKI ilegal dengan tujuan Malaysia tersebut.

"Helikopter telah berada di sana untuk melakukan pencarian melalui udara patroli," tuturnya.


Ia berharap melalui patroli udara tersebut, proses pencarian sembilan penumpang hilang dari total 20 penumpang dapat dilakukan dengan cepat. Sehingga apabila masih ada korban selamat maka dapat segera dilakukan evakuasi.

"Untuk sementara ini sesuai instruksi pimpinan operasi itu dilakukan satu hari ini saja, namun demikian jika masih dibutuhkan tentunya akan ada kordinasi antara BNPP dan Mabes TNI AU. Karena mengingat korban baru ditemukan sore ini satu orang sementara korban yang hilang masih ada 9 orang lagi kemungkinan operasi ini akan diperpanjang," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya sebuah kapal yang membawa puluhan calon TKI ilegal tenggelam di perairan Tanjung Medang, Rupat. Kapal nahas itu berangkat dari Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau dengan tujuan daratan Malaysia. Namun, kapal yang berangkat pada Selasa malam (21/1) itu dilaporkan karam.

Kapten Kapal Negara (KN) RB 218 Basarnas Pekanbaru Leni Tadika mengatakan bahwa di dalam kapal kayu itu diperkirakan berisi 20 orang. Dari jumlah itu, hanya 10 orang yang ditemukan dalam kondisi selamat. Sementara sisanya hilang dan hingga Kamis sore ini masih dilakukan pencarian. Informasi terakhir, satu korban berhasil ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.

Rupat merupakan sebuah pulau yang berada di bibir Selat Malaka, dan selama ini dikenal sebagai pintu masuk dan keluar segala kegiatan ilegal seperti penyelundupan TKI hingga narkoba.

Sementara terkait penyebab kapal tenggelam dan jam berapa para TKI ilegal berangkat dari Rupat masih dalam penyelidikan petugas. Mereka pun saat ini fokus melakukan pencarian korban yang belum ditemukan.