Teten Masduki: Pengusaha Hutan dan Sawit Harus Merestorasi Gambut

Lahan-Gambut-di-Kepulauan-Meranti-Terbakar.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

RIAU ONLINE, KAMPAR - Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Teten Masduki mendorong pihak perusahaan kehutanan dan sawit untuk merestorasi dan memelihara gambut sebagai pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

 

"Kami bekerjasama dengan Badan Restorasi Gambut. Karena kebakaran hutan telah menjadi isu internasional," kata Teten saat berkunjung ke Desa Rimbo Panjang, Kampar, Riau, Kamis, 21 Juli 2016.

 

Restorasi dilakukan untuk mengembalikan fungsi hidrologis, rezinasi, revegatasi dan pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat.

BACA JUGA: Inspiratif, Warga Kampar Gunakan Sepeda Motor Padamkan Api di Gambut

 


Total lahan gambut di Indonesia mencapai 14,9 juta ha. Lahan gambut itu tersebar di tujuh provinsi, yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Papua. Dalam waktu 10 tahun, BRG akan merestorasi 2,6 juta ha lahan gambut di seluruh Indonesia.

 

Restorasi tersebut, menurut Teten tidak mengesampingkan kepentingan perusahaan-perusahaan hutan dan sawit. Meski Presiden Jokowi memoratorium izin lahan perkebunan sawit, dia meminta pihak perusahaan untuk peduli terhadap lingkungan.

 

Pihak perusahaan diminta mengairi lahan gambut yang mudah terbakar dengan membangun sekat kanal, membuat sumur bor sebagai sumber air dan menanam tanaman hortikultura untuk memelihara gambut.

KLIK JUGA: Polda Riau SP3 11 Perusahaan, Kepala Staf Presiden: Akan Kita Tindak lanjuti

 

Salah satu provinsi yang menjadi prioritas adalah Riau. Daerah itu memiliki dua induk perusahaan pemegang izin hutan tanaman industri, yaitu APRIL grup dan Sinar Mas dan ratusan perkebunan kelapa sawit.

 

Teten mengatakan perusahaan memerlukan langkah inovasi untuk merestorasi seperti yang dibuat oleh desa percontohan di Desa Rimbo Panjang, Kampar, Riau.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline