Biang Kerok di Balik Rentetan Ledakan Kilang Minyak Pertamina Sejak 2021

Pertamina-dumai-meledak2.jpg
(Tangkapan layar)

RIAU ONLINE - Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati, mengungkap penyebab di balik rentetan ledakan kilang minyak yang terjadi beberapa waktu terakhir. Terbaru, Kilang minyak Pertamina Dumai yang meledak pada Sabtu, 1 April 2023 malam.

Hasil penyelidikan sementara, ditemukan empat faktor penyebab rentetan kilang-kilang Pertamina. Data ini dikumpulkan Pertamina sejak 2021 hingga pertengahan 2022.

"Dari hasil pemetaan setelah kurang lebih 10 bulan, keluar detail yang dilakukan 2021 sampai pertengahan dan 2022. Secara garis besar risiko akan terjadi di aset kita itu ada empat penyebab kemungkinan," ujarnya dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dikutip dari Liputan6.com, Selasa, 4 April 2023.

Pertama, kilang minyak meledak kemungkinan disebabkan lightning atau petir. Pertamina telah mengambil solusi untuk meminimalisir risiko sambaran petir.

"Jadi yang dilengkapi yang dibangun di semua kilang itu adalah lightning proctetion system. Dan ini sudah selesai dibangun, ada 2 lapis," ucapnya.

Kedua, kemungkinan ledakan kilang diakibatkan overflow atau meluber. Nicke menyebut faktor overflow terjadi di salah satu ledakan kilang.


"Itu pun kita progresnya sudah dilakukan. Jadi, management system seperti apa kalau overflow," jelasnya.

Selanjutnya, adanya faktor kebocoran hidrogen. Temuan ini terjadi pada ledakan kilang minyak Dumai.

"Kebocoran hidrogen di (kilang) Dumai case kemarin itu bisa kita padamkan dalam waktu 9 menit. Ini sebagai salah satu bukti bahwa program kita jalankan bisa meminimalkan risiko," jelasnya.

Terakhir, ledakan kilang minyak juga dapat disebabkan sulfidasi atau endapan sulfur (sulfidation). Sulfidasi terjadi akibat teknologi di kilang-kilang minyak Pertamina yang cukup usang.

"Kita sama-sama tahu kilang-kilang kita dengan teknologi lama hanya bisa proses yang sulfurnya rendah. Jadi, program-program yang dilakukan kita agar kilang-kilang ini bisa memproses yangg sulfurnya tinggi," terangnya.

Pertamina tengah melakukan revitalisasi lima kilang minyak eksisting untuk mencegah kejadian buruk di waktu mendatang. Pertamina juga terus mempercepat adopsi teknologi tinggi untuk memastikan operasionak kilang tetap aman.

"Itu effort yang kita lakukan, kita sudah spending sekitar USD 600 juta untuk bangun ketahanan 2 lapis itu. kita akan terus belajar dari case-case itu," pungkasnya.