Santet, Tembak Istri hingga Tewas Bunuh Diri, Drama Kejahatan Kopda Muslimin

Kopda-Muslimin.jpg
(dok. Kapendam IV/Diponegoro via Suara.com)


RIAU ONLINE - Kopda Muslimin, dalang percobaan pembunuhan istrinya, Rina Wulandari, tidak akan dimakamkan secara militer. Kopda Muslimin meninggal dunia setelah melakukan pelanggaran sehingga hak untuk dimakamkan secara militer dicabut.

Sebelum ditemukan tewas, Kopda Muslimin telah melakukan drama kejahatan yang panjang.

4 Percobaan Pembunuhan Istri

Penembakan yang terjadi beberapa waktu lalu, ternyata bukan upaya pertama Kopda Muslimin mencoba menghabisi nyawa sang istri, Rina Wulandari. Setidaknya, Kopda Muslimin 4 kali berencana membunuh istrinya sendiri.

Sebelumnya, almarhum berupaya meracuni korban, namun gagal. Percobaan lain pun dilakukan untuk membunuh korban dengan modus pencurian. Ada pula upaya menewaskan korban dengan menggunakan santet.

Eksekutor penembakan Rina Wulandari, S alias Babi (34), menyebut bahwa Muslimin berpesan agar sang istri ditembak di bagian kepala dan jangan sampai mengenai anaknya. Ini disampaikannya saat dikonfirmasi keterangan dengan rekaman CCTV di lokasi kejadian di Mapolrestabes Semarang, Rabu, 27 Juli 2022, seperti dilansir dari Suara.com, Jumat, 29 Juli 2022.

Dengan panduan Muslimin, lanjut S, juga disampaikan agar tembakan dilakukan kedua kalinya lantaran yang pertama belum berhasil.

Bandar Judi

Kopda Muslimin membayar jasa pembunuh bayaran sebesar Rp 120 juta untuk menghabisi nyawa istrinya. Ia disebut bertemu eksekutor S di tempat judi togel yang dikelolanya.


S alias Sugiono dalam keterangannya di Polrestabes Semarang mengaku sering mabuk bersama Kopda Muslimin di tempat tersebut. Keduanya adalah teman menongkrong bersama.

Kemudian, Kopda Muslimin menggunakan uang keuntungan dari tempat tersebut untuk membiayai aksi penembakan sang istri.

Pinjam Uang Mertua untuk Bunuh Istri

Penyelidikan kepolisian mengungkapkan bahwa uang Rp 120 juta yang digunakan Kopda Muslimin untuk menyewa pembunuh istrinya diduga berasal dari mertuanya.

Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol.Irwan Anwar, menyebutkan bahwa uang tersebut seharusnya digunakan untuk biaya pengobatan. Salah satu pegawai di rumah Kopda Muslimin ditelepon untuk meminta uang kepada ibu mertuanya guna biaya rumah sakit.

Pegawai yang bertugas merawat burung peliharaan Kopda Muslimin itu, kata dia, mengaku diperintahkan untuk mengambil uang Rp120 juta dari ibu mertua Kopda Muslimin dengan alasan untuk biaya rumah sakit.

Kopda Muslimin, lanjut dia, kemudian memerintahkan lagi untuk meminta tambahan Rp90 juta dengan alasan biaya rumah sakit masih kurang.

Nyatanya, uang Rp120 juta itu diberikan kepada para pelaku penembakan. Sementara Rp90 juta digunakan untuk melarikan diri.

Sempat Temui Kekasih

Sebelum ditemukan tewas di rumah orang tuanya, Kopda Muslimin yang diburu Tim Gabungan TNI dan Polri diketahui sempat menemui kekasihnya yang berinisial R.

Kopda Muslimin kabur dan menemui sang kekasih di kawasan Papandayan, Semarang dan mengajak hidup bersama di Wonosobo, namun ternyata ditolak.

Dugaan Bunuh Diri

Dari hasil autopsi, Komandan Pomdam IV/Diponegoro, Kolonel CPM Rinoso Rudi mengatakan, tidak ditemukan luka akibat kekerasan senjata taham atau benda tumpul di tubuh Kopda Muslimin.

Korban mati lemas diduga karena adanya penyakit pada otak atau keracunan. Dugaan lainnya, Kopda Muslimin sengaja bunuh diri dengan menenggak racun.

Rinoso menambahkan, masih dibutuhkan pemeriksaan lanjutan berupa patologi anatomi dan pemeriksaan laboratorium toksikologi untuk membuktikan dugaan tersebut dengan waktu sekitar 2-4 minggu.