Disindir Politisi hingga Tak Disponsori BUMN, Sederet Kontroversi Formula E Jakarta

Formula-E2.jpg
(Repro Forbes via Telisik.id)


RIAU ONLINE - Balapan mobil Formula E akhirnya diselenggarakan di kawasan Pantai Karnaval Ancol, Jakarta Utara. Namun, perhelatan akbar ini menuai banyak kontroversi sejak awal diumumkan akan digelar di Indonesia.

Salah satunya, terkait pembangunan sirkuit yang awalnya akan dibangun di wilayah Monas. Sirkuit sepanjang 2,4 km tersebut juga hanya dibangun dalam waktu 54 hari atau hampir 2 bulan dan menjadi pembangunan sirkuit tercepat di dunia.

Selain itu, ada sederet kontroversi Formula E, mulai dari sindiran politisi hingga masalah sponsor, seperti dilansir dari Suara.com, Selasa, 7 Juni 2022.

1. Sindiran Giring

Mantan vokalis band Nidji yang kini menjadi politis Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha sempat membuat video saat ia mengunjungi lokasi proyek pembangunan Formula E, Januari 2022 lalu.

Giring, dalam video itu menunjukkan kondisi lokasi pembangunan Formula E yang masih dipenuhi rumput dan peliharaan kambing warga. Bahkan, Giring sempat mengungkap bahwa dirinya pesimis sirkuit Formula E itu akan rampung dalam waktu singkat.

"Gue gak yakin nih bisa kejadian pembangunan sirkuit ini. Dan kalau kejadian, pasti dipaksakan. Kalau dipaksain mudah-mudahan gak malu-maluin nama baik Indonesia lah di mata internasional." sindir Giring.

Video ini sempat ramai di media sosial. Terlebih lagi, kaki Giring tiba-tiba terperosok ke lumpur saat menyebut proyek Formula E sebagai proyek "ambisius", yang membuatnya sulit untuk berjalan.


2. Biaya pembangunan hingga Rp130 miliar

Menurut data dari jakarta.bkp.go.id, pembangunan sirkuit ini menelan biaya hingga mencapai Rp150 miliar. KPK juga sempat menyelidiki dana sebesar ini, namun akhirnya diungkap bahwa uang itu berasal dari dana PT Jakpro selaku panitia penyelenggara Formula E di Jakarta.

Uang itu kemudian dialokasikan pada pembangunan infrastruktur hingga pemeliharaan sirkuit selama masa percobaan, penyelenggaraan, hingga pasca penyelenggaaan sesuai dengan kesepakatan pihak PT Jakpro dengan pihak Formula E langsung.

Mendengar biaya pembangunan sebesar ini dan disinyalir ada aliran dana APBD, banyak pejabat yang mulai mengeluarkan spekulasi bahwa proyek ini hanya akan "membuang" uang warga Jakarta.

3. Tidak ada sponsor BUMN

Panitia, dalam penyelenggaaan Formula E, menyediakan 30 slot untuk para sponsor yang ingin berkontribusi dalam perhelatan akbar ini. Sempat digadang-gadang, bahwa pihak Pertamina Pertamina Renewable Diesel (PRD) akan menjadi salah satu sponsor Formula E Jakarta.

Namun setelah dikonfirmasi ulang, pihak Formula E mengaku sudah membatalkan kerjasama dengan PRD. Keikutsertaan BUMN dalam Formula E pun menjadi nihil dan menjadi perbincangan warganet. Tak hanya itu, Ketua Organizing Commitee Formula E, Ahmad Sahroni juga sempat mengungkapkan kekecewaannya terhadap nihilnya dukungan dari Kementerian BUMN demi menyukseskan pagelaran internasional ini.

Pihak Kementerian BUMN melalui Staf Khusus Kementerian BUMN, Arya Sinulingga akhirnya mengungkap bahwa pengajuan proposal sponsorship ke Kementerian BUMN setidaknya dilakukan 3 bulan sebelum penyelenggaraan acara, sehingga alokasi dana bisa efektif dan sesuai dengan kesepakatan. Waktu yang begitu terbatas dari sejak pengajuan hingga penyelenggaraan acara membuat Kementerian BUMN belum menyanggupi permintaan dari penyelenggara Formula E tersebut.

4. Kehadiran artis dari sponsor MS Glow For Men

MS Glow For Men yang menjadi jajaran sponsor besar di perhelatan Formula E ini kembali memboyong para artis dan selebgram untuk memeriahkan acara. Melihat pihak sponsor yang seolah membawa "penonton" sendiri ini membuat banyak warganet yang menyebut bahwa penyelenggaraan acara Formula E ini hanya untuk "selebgram".

Tak ayal, banyak juga dari mereka yang kembali mengaitkan keterlibatan MS Glow di acara fashion show di Paris beberapa waktu lalu yang juga membuat kontroversi.

"Isinya Keanu dkk. mulu, kayak penonton bayaran aja" ujar salah satu warganet di Twitter.