Masyarakat Tolikara Harap Idul Adha Tak Ada Insiden

insiden-tolikara.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE, JAKARTA - Menjelang perayaan Idul Adha akhir bulan ini, masyarakat muslim Kabupaten Tolikara, Papua masih dihantui kekhawatiran ancaman keamanan seperti yang dialami saat insiden penyerangan salat Idul Fitri dua bulan silam.

 

Imam Masjid Baitul Muttaqin, Tolikara Ustaz Ali Mukhtar berharap agar pelaksanaan salat Idul Adha mendatang dapat berlangsung aman. Harapan ini ia utarakan setelah dirinya melakukan rapat koordinasi di Kantor Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, kemarin.

 

Ali menceritakan, dalam rapat yang dihadiri perwakilan Menkopolhukam, pihak Gereja Injili di Indonesia (GIDI), Bupati Tolikara, Badan Intelijen Negara (BIN), para pendeta, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) membahas jaminan pelaksanaan salat Idul Adha di Tolikara, dan juga tiga tuntutan dari GIDI. (BACA JUGA: (Video) Detik-detik Jelang Jatuhnya Crane di Masjidil Haram)

 

Ali menuturkan, tiga tuntutan GIDI diantaranya meminta dua pemuda GIDI yang ditahan untuk dibebaskan, meminta pemulihan nama baik karena dianggap separatis dan pembukaan kembali gereja GIDI di Solo. Adapun terkait pembebasan dua pemuda GIDI, sempat terlontar ancaman keamanan salat Idul Adha.

 

Namun, Ali mengatakan langkah tegas diambil Menkopolhukam yang keesokan harinya Sabtu (5/9/2015) membuat pernyataan menjamin pelaksanaan salat Idul Adha dan menolak pembebasan dua pemuda GIDI yang ditahan di Polda Papua.

 

"Penahan dua pemuda GIDI tetap dilakukan selama proses hukum berjalan. Pelaksanaan salat Idul Adha tetap dilaksanakan dan dijamin negara akan aman," ucap Ali menirukan pernyataan Menkopolhukam di acara dialog intoleransi Tolikara, Jakarta Selatan.

 

Ali menyebut Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan juga meminta semua pihak, termasuk pendeta untuk membantu keamanan salat Idul Adha di Tolikara. Ia pun menambahkan bahwa GIDI mematuhi imbauan dari Menkopolhukam dan mencabut ancaman keamanan salat Idul Adha.


 

Berkaitan dengan imbauan itu, Ali bersyukur dan mengatakan proses rekonstruksi dan rekonsiliasi telah berjalan. Ia menyebutkan pihak GIDI juga membantu meminjamkan generator set untuk dipakai dalam pembangunan masjid Tolikara.

 

"Hikmah dibalik ini, hubungan kami semakin baik," ujar Ali.

 

Rencana Idul Adha

Sekertaris Jenderal Forum Zakat dari Komite Umat (Komat) Tolikara, M Sabeth Bilawa percaya penyelenggaraan salat Idul Adha akan berlangsung aman dengan bantuan aparat kepolisian dan TNI.

 

"Saya percaya TNI dan Polri akan menjaga keamanan. Namun, penduduk lokal juga harus paham dan jangan ikut tersulut provokasi," terang Sabeth.

 

Sabeth mengatakan, Forum Zakat berencana mengirim 50 hewan kurban ke Tolikara, untuk perayaan Idul Adha. Hewan-hewan tersebut kemudian akan disembelih dan hasilnya akan dibagikan secara merata ke semua unsur umat beragama.

 

Sabeth juga menyebutkan, rencananya penyelenggaraan salat Idul Adha akan dilaksanakan di masjid baru yang dibangun. Masjid itu saat ini sudah dalam kondisi 90 persen, dan dibangun di lapangan Komando Rayon Militer (Koramil) setempat. (BACA JUGA: Tiba di Eropa, Pengungsi Muslim Rela Pindah Agama)

 

Hal senada juga diungkapkan Juru Bicara Komite Umat (Komat) Tolikara, Adnin Armas. Adnin menyebut Komat berencana akan menggelar perayaan Idul Adha dengan memberikan bantuan hewan kurban kepada masyarakat Tolikara untuk dapat dinikmati bersama-sama.

 

"Kami akan datang kesana, kita juga membawa bantuan bukan hanya untuk umat muslim tetapi juga bisa dirasakan yang lain," terang Adnin.

 

Sebelumnya, Polri akan berkoordinasi dengan TNI untuk mengamankan pelaksanaan salat Idul Adha di Tolikara, Papua, yang jatuh pada akhir bulan ini. Kepolisian tak ingin kecolongan lagi seperti saat terjadi aksi kekerasan dalam pelaksanaan salat Idul Fitri, Juli lalu.

 

"Kami akan rapat dulu dengan Panglima (TNI)," kata Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw, Selasa (8/9/2015).

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline