Dia Bidadari, Penghuni Pos Polantas Simpang Gramedia

Yendrayeni.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/SUCI AULYA)

RIAU ONLINE,PEKANBARU - Bagi pengendara yang kerap melintasi Pos Polisi Gurindam 02 di sebelah Toko Buku Gramedia tentunya sudah familiar dengan sosok ibu-ibu berkacamata ini. Ia selalu terlihat duduk sendiri ataupun bercanda tawa dengan polisi yang bertugas. Pertanyaannya, mengapa si ibu itu selalu ada terlihat di pos itu, siapa dia?

 

Tak banyak yang tahu Pos Polisi Gurindam 02 ternyata sudah dihuni selama 5 tahun oleh Yendrayeni, perempuan 55 tahun asal Padang, Sumatera Barat.

 

Perempuan ini biasa disapa bidadari oleh Polisi Lalu Lintas sering ngepos di situ. Aktivitasnya sehari-hari merajut dan menjualnya kepada siapa saja yang menyukai karyanya. "Saya menjahit baju dan merajut syal di sini," kata perempuan paruh baya ini kepada RIAUONLINE.CO.ID.

 

Dari mulut perempuan paruh baya ini keluar cerita bagaimana ia bisa menetap di Pos Gurindam 02. Yeni mengaku sampai di Pekanbaru karena tak tahu arah tujuan ketika persoalan rumahtangga membelitnya.

 

(Klik Juga: Gadis Cantik Pembawa Bendera Ini Asal Siak


 

"Saya sampai di Pekanbaru karena persoalan rumah tangga yang saya hadapi. Tak jelas bagaimana akhirnya saya memilih pergi ke Pekanbaru dari Lampung, tempat saya tinggal bersama suami," ungkap Yeni yang pernah menjuarai MTQ Tingkat Kabupaten di Lampung.

 

Sampai di Pekanbaru, Yeni mendatangi lalu Pos Gurindam 02. "Di sinilah saya tinggal sejak 5 tahun lalu. Dan sejak 3 tahun belakangan ini, saya menjahit dan merajut di pos ini. Pembelinya pun tak menentu, karena hanya menunggu orang datang untuk menawar hasil karya saya," jelasnya.

 

Yendrayeni dengan sulamannya yang dibuat di Pos Lantas Gurindam 02

 

Disinggung mengenai keberadaan suaminya, Yeni menuturkan suaminya telah menikah kembali di Banten. Ia merelakan karena ia sadar tidak bisa memberikan keturunan pada suaminya.

 

(Baca Juga: Pernikahan Bayu Kumbara dan Jennifer Jadi Sorotan Netizen

 

Yeni mengaku masih bertahan di Pos Gurindam karena tidak memiliki uang yang cukup untuk ongkos pulang kampung ke Padang. "Selama lima tahun di sini, saya belum pernah pulang kampung. Bukannya saya tidak mau pulang, justru saya sangat rindu. Tapi karena tidak ada biaya, saya tidak bisa pulang. Kalau punya duit, saya mau ke kampung dan menetap di sana saja," kata Yeni mengakhiri.

 

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline