Petugas Kesulitan Padamkan Api di Kampar dan Rohul

Petugas-Kesulitan-Padamkan-Api-di-Kampar-dan-Rohul.jpg
(Istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kembali terjadi di Provinsi Riau tepatnya di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) dan Kabupaten Kampar.

Pada Sabtu, 28 Juni 2025, Hutan Lindung Bukit Suligi di Rohul seluas 40 hektare dibakar. Saat petugas masih berjibaku memadamkan api, karhutla juga terjadi di Kabupaten Kampar yang diduga dilakukan oleh warga untuk ditanami kelapa sawit.

Danru 3 Manggala Agni Daops Sumatera IV Pekanbaru, M Jamil mengatakan, pemadaman dilakukan sejak pagi setelah menerima laporan dari masyarakat peduli api pada Kamis malam.

“Kami hari ini fokus pemadaman di kepala api. Namun, tim kesulitan karena kondisi air yang kurang memadai dan banyaknya bahan bakar di lokasi membuat pemadaman semakin sulit,” terang Jamil.

Kondisi air yang sulit ini menyulitkan petugas yang terdiri dari TNI dan Manggala Agni kesulitan dalam upaya melakukan pemadaman di dua lokasi tersebut.

Jamil menjelaskan, lahan yang terbakar merupakan gambut dengan kedalaman cukup dalam, sehingga tim lebih mengutamakan upaya penyekatan untuk mencegah api meluas ke area lain.


Jamil mengatakan, delapan personel Manggala Agni diterjunkan ke lokasi. Tim sempat terkepung asap pekat akibat arah angin yang berubah-ubah, namun berhasil melanjutkan penyekatan hingga sore. Hingga kini jumlah luasan yang terbakar masih dalam pendataan.

Sedangkan yang di Kabupaten Rokan Hulu, lahan seluas 40 hektare di Hutan Lindung Bukit Suligi, Desa Tandun, Kabupaten Tandun, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau, terbakar, Sabtu, 28 Juni 2025.

Kondisi ini dibenarkan oleh Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 08/Tandun, Kodim 0313/KPR, Serda Erik Jumanuel.

"Benar, telah terjadi Karhutla di Desa Tandun dan diperkirakan mencapai 40 hektare. Lokasi kebakaran ini merupakan hutan lindung Bukit Suligi," ujar Erik, Sabtu, 28 Juni 2025.

Erik menambahkan, pada kawasan hutan yang terbakar ditemukan kayu-kayu yang sudah ditebang. Sehingga kuat dugaan hutan lindung itu dirambah dan dibakar.

"Areal yang terbakar adalah perbukitan, jadi tidak ada sumber air," jelasnya.

Untuk mencegah api terus meluas, petugas memadamkan api secara manual dengan menggunakan ranting pohon.

Lokasi titik api cukup ekstrem, yang membuat petugas harus berhati-hati.

"Saat ini kami masih berusaha memadamkan api. Kami juga sudah melakukan koordinasi ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Riau di Pekanbaru meminta bantuan water bombing (pemadaman menggunakan helikopter)," tutup Erik.