RIAU ONLINE, PEKANBARU - Gelandangan dan pengemis (gepeng) menjamur di Kota Pekanbaru, Riau. Hampir di setiap lampu merah, ditemukan pengemis yang meminta-minta kepada pengendara.
Sebelumnya, viral di media sosial seorang ibu yang diduga menyuruh dua anak perempuannya untuk menjadi pengemis badut.
Ibu yang mengendarai sepeda motor Nmax itu diduga mengeksploitasi kedua putrinya yang masih di bawah umur untuk meminta-minta di jalanan.
Menjamurnya gelandangan dan pengemis di ibu kota Provinsi Riau, disorot oleh anggota DPRD Kota Pekanbaru, Zulkardi.
Zulkardi menyatakan bahwa hal ini akibat kelalaian dari Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru.
"Saya melihat di Kota Pekanbaru sangat banyak gelandangan dan pengemis, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Hampir di semua lampu merah mereka ada. Ini jelas kelalaian dari Pemerintah Pekanbaru," ucap Zulkardi, Selasa, 17 Juni 2025.
Zulkardi mengatakan, dirinya mendapatkan kabar bahwa status "Kota Layak Anak" Pekanbaru dicabut gara-gara viral ibu eksploitasi dua anaknya jadi pengemis. Ia sangat menyayangkan hal itu bisa terjadi.
"Kalau memang status layak anak dicabut, ini sangat disayangkan," ujar Zulkardi.
Kendati demikian, sebagai wakil rakyat, Zulkardi meminta Pemko Pekanbaru melalui Dinas Sosial untuk lebih serius menanggapi masalah gelandangan dan pengemis.
“Sekarang saya lihat pengemis sudah menjamur di Pekanbaru, yang menjadi tanda tanya, orang dinas sosialnya kemana? Apa mereka nggak bisa menertibkan? Kalau tak bisa kerja, ya berhenti saja," terang Zulkardi.
Dia menambahkan, seharusnya dinas sosial melakukan pendataan terhadap gelandangan dan pengemis.
Jika mereka datang dari kabupaten atau provinsi lain untuk mengemis ke Pekanbaru, mestinya dipulangkan ke daerah asalnya.
"Kalau memang mereka tercatat sebagai warga Pekanbaru, berikan pembinaan dan pekerjaan. Yang tidak sekolah, disekolahkan. Jadi, saya ingin pemerintah tidak lalai dengan persoalan ini," ujarnya.