BBKSDA Riau Pasang Box Trap untuk Tangani Konflik Harimau Sumatera di Inhil

Ilustrasi-Harimau2.jpg
(Liputan6.com/Istimewa)

RIAU ONLINE, INHIL - Tim  Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Wilayah I Riau bergerak cepat dalam menangani interaksi negatif antara manusia dan Harimau Sumatera (HS) yang terjadi di Desa Griya Mukti Jaya, Kecamatan Teluk Belengkong, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau. 

Tim melakukan pemasangan box trap sebagai upaya penanganan lebih lanjut terhadap kemunculan satwa liar dilindungi tersebut yang sebelumnya menyerang ternak milik warga.

Pemasangan box trap melibatkan berbagai unsur, termasuk Kepala Desa Griya Mukti Jaya, Bhabinkamtibmas setempat, dan partisipasi aktif dari warga desa. 

Lokasi pemasangan dipilih berdasarkan titik kejadian penyerangan ternak kambing oleh harimau, dengan harapan dapat menjebak satwa tersebut tanpa melukainya.

“Kami menyusun strategi pemasangan dengan memperhatikan aspek keamanan dan efektivitas. Lokasi box trap dipilih berdasarkan jejak dan laporan warga,” ujar Kepala BBKSDA Riau, Supartono, Minggu, 1 Juni 2025.


Tim juga meningkatkan daya tarik bagi harimau agar mendekat ke perangkap, dengan menyiapkan umpan berupa kambing milik warga berukuran sedang. 

Namun, karena ukuran box trap yang terbatas dan tidak memungkinkan untuk menempatkan umpan di dalamnya, tim membuat kandang tambahan sebagai pemancing. 

Kandang tambahan tersebut dibuat secara gotong royong menggunakan kayu bulat sebagai rangka dan papan sebagai dinding.

"Box trap yang tersedia hanya cukup untuk satu individu harimau. Oleh karena itu, kandang pemancing menjadi solusi untuk memastikan umpan tetap aman dan menarik perhatian satwa,” jelas Supartono.

Tak hanya memasang perangkap, tim juga memasang kamera trap di sekitar area box trap. Kamera ini berfungsi untuk memantau pergerakan harimau dan memastikan satwa benar-benar mendekati area perangkap. 

“Pemasangan kamera sangat penting sebagai alat pemantauan non-invasif. Dengan ini kita bisa tahu apakah HS sudah mulai mendekat atau belum, tanpa perlu berada di lokasi setiap saat,” jelasnya.

Langkah-langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya mitigasi konflik satwa liar yang seringkali menimbulkan keresahan di masyarakat. 

"BKSDA Riau mengimbau masyarakat tetap waspada dan tidak melakukan tindakan yang membahayakan baik bagi manusia maupun satwa," pungkasnya.