Reporter: Herianto Wibowo
RIAU ONLINE, PEKANBARU – Aksi pencurian kabel tanam lampu jalan oleh dua manusia silver yang masuk kedalam golongan gelandang dan pengemis (Gepeng) menyebabkan padamnya penerangan di jalan layang (flyover) simpang Jalan Tuanku Tambusai - Soekarno Hatta, Pekanbaru pada Sabtu, 3 Mei 2025 malam.
Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Jeki Rahmat Mustika, membenarkan insiden tersebut. Ia menyebutkan bahwa kedua pelaku yang diamankan adalah Yusri Deing dan Dedek Suryadi Hasibuan alias Dedek, warga asal Medan.
Kejadian ini memperkuat hasil survei Litbang Riau Online yang menempatkan keberadaan gelandangan dan pengemis (gepeng) sebagai salah satu persoalan sosial di Pekanbaru.
Survei yang dilakukan pada 6–20 Maret 2025 terhadap 410 responden mencatat 1,71% masyarakat menjadikan gepeng sebagai masalah, di bawah banjir 41,71%, jalan rusak 27,80%, sampah 15,37%, dan parkir liar 12,93%.
Menanggapi insiden tersebut, Wakil Wali Kota Pekanbaru, Markarius Anwar, menegaskan komitmen pemerintah untuk menertibkan manusia silver atau Gepeng yang semakin marak di jalanan kota.
“Ada arahan dari Pak Wali, bukan hanya manusia silver saja, termasuk gepeng dan lainnya, sudah diminta untuk ditertibkan. Dinas Sosial sudah melakukan operasi Jumat lalu, untuk menata kota agar lebih baik,” kata Markarius, Jumat, 9 Mei 2025.
Ia menambahkan, pendekatan yang dilakukan tidak hanya berupa penertiban semata, tetapi juga pembinaan. “Dinas Sosial kita tugaskan untuk melakukan pembinaan. Mereka tidak boleh berkeliaran lagi di jalan karena ini meresahkan,” ujarnya.
Menurut Markarius, beberapa dari manusia silver telah dibina, ada yang diberi pelatihan, dipulangkan ke kampung halaman, dan sebagian besar masih dalam pengawasan. Ia juga mengungkap adanya dugaan praktik pengorganisasian manusia silver demi keuntungan.
“Saya juga kurang tahu pasti kenapa banyak manusia silver dan gepeng di sini. Tapi dari informasi yang kami dengar, ada juga yang mengorganisir mereka,” ungkapnya.
Pemko Pekanbaru pun menyambut baik langkah Polresta yang turut melakukan penertiban.
Markarius juga menyoroti praktik eksploitasi anak-anak yang ikut dalam aktivitas jalanan.
“Kasihan juga, banyak anak kecil yang dieksploitasi. Dengan adanya operasi ini, mudah-mudahan bisa menyelamatkan mereka,” jelasnya.
Dinas Sosial saat ini mengoperasikan mobil keliling untuk menjangkau anak-anak jalanan.
“Kalau anak-anak, kita bawa dulu ke Dinas Sosial. Kita panggil orang tuanya, kalau ada. Kalau tidak ada, kita coba cari kontak keluarganya dan kembalikan ke kampungnya,” tutupnya.