Suhu Ekstrem di Arab Saudi, Kemenkes Imbau Jemaah Haji Jaga Kesehatan

Jamaah-haji-tawaf.jpg
(Foto: Wahyu Putro A/ANTARA FOTO)

RIAU ONLINE - Suhu ekstrem musim panas di Arab Saudi menjadi tantangan bagi Jemaah haji. Pasalnya, suhu ekstrem tersebut bisa mencapai 40 derajat celcius.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendro Susilo mengatakan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengimbau agar para jemaah haji Indonesia menjaga kesehatan secara ketat selama beribadah di Tanah Suci.

Dirinya menekankan pentingnya kedisiplinan jemaah dalam mengonsumsi obat-obatan rutin, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes, dan jantung.

"Jadi, kami anjurkan sejak saat berangkat. Kami sudah sampaikan semua ke petugas kesehatan, pokoknya jangan lupa jemaah yang sudah rutin minum obat untuk membawa obat rutinnya selama kebutuhan 40 hari di Tanah Suci," kata Liliek, dikutip dari Himpuh News, Jumat, 9 Mei 2025.

Liliek juga menekankan pentingnya pemantauan Kesehatan berkala oleh  tim medis, termasuk pengecekan tekanan darah.

"Obat-obatan kami siapkan dari Indonesia, sebanyak 2.872 koli obat dan 1.826 koli alat kesehatan habis pakai, total 4.710 koli atau 62,3 ton. Tapi tentu tidak semua obat cocok, jadi tetap disarankan membawa obat pribadi," tutur Liliek.


Liliek menyoroti  kondisi iklim di Arab Saudi yang jauh lebih ekstrem di mana suhu bisa mencapai 47–50 derajat celsius saat puncak musim haji, terutama di Arafah.

"Paling panas di sana sekitar jam 3 dan 4 siang. Cuaca paling dingin itu jam 6 pagi. Sekarang 26 derajat celsius kalau pagi di sana. Nanti musim haji, semakin lama semakin panas," ujarnya.

untuk itu, dirinya mengingatkan pentingnya menjaga pola makan, hidrasi, dan istirahat yang cukup di tengah padatnya aktivitas ibadah.

"Kalau aktivitas berkepanjangan di luar, makanan itu tersedia di hotel, bukan di luar. Ada katering di hotel. Nah, orang yang sudah pernah atau sering ke sana pasti banyak membawa bekal, bawa kurma. Misalnya, mau shalat dzuhur sampai asyar di masjid, dia sudah siap bawa bekal," kata Liliek.

Liliek juga mengingatkan agar para jemaah haji Indonesia untuk menggunakan alat pelindung diri saat beraktivitas di luar ruangan.

"Pakai payung, pakai topi besar kalau ibu-ibu, pakai kacamata hitam, pakai masker, bawa semprot air. Kalau terasa kering, disemprot supaya tidak kena heatstroke dan minum air," ujar Liliek.

Selain itu, jemaah haji juga diimbau untuk minum air secara rutin, sedikit demi sedikit. Pasalnya, minum air dalam jumlah besar sekaligus akan memicu seringnya buang air kecil.

"Cari toiletnya jauh, susah. Makanya, kami ingatkan setiap 10 menit atau 15 menit, minumlah seteguk air. Supaya tenggorokan, kerongkongan tidak kering," tuturnya.

Kelembaban udara yang rendah di Arab Saudi juga menjadi faktor risiko dehidrasi. Liliek mengingatkan agar jemaah tidak menunggu haus untuk minum. Mengonsumsi air putih yang dicampur dengan oralit bisa menjadi langkah preventif untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh.

Ia juga mengingatkan bahwa batuk dan pilek menjadi keluhan umum akibat perbedaan suhu ekstrem. Oleh karena itu, perhatian terhadap kondisi tubuh harus menjadi prioritas jemaah demi kelancaran dan kekhusyukan ibadah haji.