Pemprov Riau Hibahkan Rp 1,6 M Dukung Tugas Forum Kerukunan Umat Beragama

Syamsuar788.jpg
(MG Junichi Sitinjak/RIAU ONLINE)

Laporan: MG Junichi Sitinjak

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menghibahkan dana sebesar Rp 1,6 miliar kepada pelaksana tugas Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten se-Provinsi Riau.

Gubernur Riau, Syamsuar, mengatakan dana hibah ini diberikan untuk mendukung FKUB semakin optimal dalam menyampaikan nilai-nilai moderasi beragama. Ia menyebut moderasi beragama merupakan pilihan tepat dan selaras dengan jiwa Pancasila di tengah adanya gelombang ekstrem di berbagai berlahan dunia dan demi terciptanya moderasi serta kerukuranan baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.

"Pemerintah bersedia memberikan dana hibah kepada pelaksana tugas dari forum kerukunan beragama sebesar Rp 1,6 miliar. Ini semuanya adalah untuk suksesnya pelaksanaan tugas dari forum kerukunan beragama,” kata Syamsuar saat memberi sambutan dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) ke-2 FKUB Kabupaten se-Riau tahun 2023. 

Dalam Rakerda yang mengusung tema "Melalui Raker FKUB se-Riau, Kita bangun Kebersamaan dan Kerukunan Dalam Menghadapi Pemilu/Pilkada 2024 di Provinsi Riau", Syamsuar meminta FKUB untuk menampung aspirasi, membantu, mengurangi potensi konflik, dan menyejukkan umat beragama di Riau. 


Pemerintah daerah sangat berharap FKUB untuk tetap membangun komunikasi antar tokoh agama dan bersama meredam isu yang bergejolak, terlebih saat memasuki tahun politik.

“Ini sangat mudah, kadang-kadang orang memancing yang selalu cepat terpancing, jadi kami harapkan dari tokoh-tokoh agama bisa meredam suasana ini agar Pemilu berjalan dalam keadaan aman, damai dan memilih pemimpin yang terbaik untuk membangun Indonesia menjadi maju,” katanya kepada tamu undangan FKUB se-12 kabupaten kota.

Selain itu, Syamsuar juga menyinggung peran media sosial yang turut mempengaruhi kehidupan umat beragama, sehingga tidak dapat diabaikan. Ia pun tak menampik bahwa media sosial terkadang berdampak tidak baik akibat berita bohong atau hoaks dan ujaran kebencian yang menimbulkan perpecahan antar umat beragama.

“Oleh karena itu dibutuhkan figur tokoh-tokoh agama yang mempersatukan umat, tokoh-tokoh agama yang merangkul, tokoh-tokoh agama yang piawai menggunakan perbedaan pilihan dan paham menjadi kekuatan sehingga umat beragama tidak terjebak pada pandangan ekstrem dan melegalkan kekerasan,” terangnya.

Ia juga berharap solidaritas dapat tercipta antara pemerintah, FKUB, instansi terkait, dan seluruh elemen masyarakat Provinsi Riau dalam meningkatkan dan menjaga toleransi dan berperan sebagai ikhtiar negeri.