BGTC Hadirkan OJK Edukasi Mahasiswa Soal Antisipasi Pinjaman Online

Bisnis-Indonesia-Goes-to-Campus-BGTC.jpg
(Istimewa)

 

RIAUONLINE, PEKANBARU - Bisnis Indonesia Goes to Campus (BGTC) digelar oleh Surat Kabar Harian Bisnis Indonesia, Kamis 22 September 2022. Kegiatan ini berlangsung di Universitas Islam Riau (UIR) dan diikuti ratusan mahasiswa.

Pelaksanaan BGTC berkolaborasi dengan UIR untuk mendorong inklusi keuangan dan digital, khususnya kepada para mahasiswa. Sejumlah narasumber hadir memberikan materi tentang industri perbankan dan cara mencegah investasi bodong serta investasi ilegal.

Mereka yakni Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau, Asral Mashuri, Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Provinsi Riau, Emon Sulaeman. Serta, Kepala Sub Bagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Riau, Erwin Setiadi.

Erwin Setiadi memaparkan banyaknya kasus pinjaman online (pinjol) yang terjadi di masyarakat. Salah satunya karena meminjam kepada pinjol ilegal. Hal tersebut menurutnya akan merugikan debitur saat mengalami gagal bayar.

"Banyak kasus pinjol ilegal itu misalnya pinjam Rp 10 juta dendanya malah lebih besar sampai Rp 20 juta, kalau pinjol yang legal sudah ditetapkan denda tidak boleh lebih besar dari besaran pinjaman pokoknya kalau pinjam Rp 1 juta maksimal dendanya hanya boleh Rp 1 juta," ujarnya di hadapan mahasiswa.

Erwin mengingatkan bahwa pinjol legal hanya dibolehkan meminta izin akses terhadap tiga fitur handphone debitur. Sehingga tidak menyalahi aturan seperti pinjol ilegal yang bisa mengakses kontak debitur dan bisa disalahgunakan.


Tiga fitur yang dibolehkan itu menurut Erwin dirangkum dengan istilah camilan. Pertama camera, di mana pinjol bisa mengakses kamera untuk memastikan kebenaran debitur adalah orang yang benar mengajukan pinjaman. Kedua mic, sehingga pinjol bisa berkomunikasi dengan debitur. Terakhir adalah location atau lokasi debitur, untuk memastikan alamat yang mengajukan pinjaman sesuai dengan lokasi keberadaannya.

Lewat aturan ini diharapkan masyarakat dapat terhindar dari risiko penipuan hingga penagihan yang tidak sesuai aturan, seperti yang dilakukan perusahaan pinjol ilegal. 

"Kami juga mengingatkan agar meminjam di pinjol hanya untuk jangka pendek dan benar-benar mendesak saja, karena bunga pinjol sekitar 0,8 persen per hari dan sekitar 25 persen sebulan ini jauh lebih besar dibandingkan bunga kartu kredit yang sebesar 30 persen setahun," paparnya.

Wakil Rektor II UIR, Rosyadi menyampaikan ucapan terimakasih bahwa kampus UIR menjadi salah satu perguruan tinggi terpilih di Indonesia yang menjadi pelaksanaan BGTC.

"Dengan paradigma baru, kami dari UIR menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bisnis Indonesia yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan di kampus UIR ini. Kami butuh dukungan banyak pihak dalam penerapan tri dharma perguruan tinggi," ucapnya.

Wakil Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia, Wahayuningsih saat menyampaikan laporan mengatakan pihaknya bersama UIR memberikan mahasiswa edukasi terkait dengan industri jasa keuangan yang dilatarbelakangi rendahnya tingkat literasi dan inklusi keuangan di Indonesia.

"BGTC adalah program yang bertujuan untuk memberikan literasi kepada generasi milenial dan generasi Z soal digitalisasi, finansial, dan jurnalistik. BGTC digelar sebagai upaya untuk mendekatkan mahasiswa dengan literasi dan inklusi keuangan dalam keseharian, sebab mahasiswa adalah agen perubahan yang diharapkan tercipta pemahaman atas produk digital dan manfaatnya sejak dini," ungkapnya.

Lebih lanjut ia menyampaikan, perkembangan inklusi keuangan, ternyata tidak diikuti dengan pertumbuhan literasi keuangan. Pada 2021, inklusi keuangan di Indonesia mencapai 83,6 persen, naik dari yang sebelumnya hanya 76,19 persen pada 2019. Meskipun begitu, pertumbuhan literasi keuangan di Indonesia hanya mencapai 38,03 persen pada 2019.

Sehingga, pelaksanaan BGTC berkolaborasi dengan UIR untuk mendorong inklusi keuangan dan digital, khususnya kepada para mahasiswa. 

"Ekonomi digital adalah kunci utama dalam pemulihan ekonomi, dan disokong oleh milenial dan Gen. Melalui ajang ini, kami berterima kasih kepada ITS yang telah membuka pintu masuk untuk menyebar benih-benih literasi digital," ulasnya.